Antara Cinta dan Jodoh (Curhatan Nisa) Part 3
“Kau tau, Sha? Tadi aku ketemu sama akhi-akhi tampan. Dia juga kelihatannya alim. Tadi ia mengejarku untuk mengembalikan tasbih ini,” ujar Nisa penuh semangat sembari memperlihatkan tasbih yang ia maksud. “Aku pikir Allah telah mempertemukan jodohku,” tambahnya lagi.
“Istighfar, Nis.”
“Kenapa? Salah ya jika
aku jatuh cinta?” tanya Nisa tak mengerti.
“Bukan begitu. Cinta
itu fitrah dan anugerah dari Allah. Tapi caranya itu yang salah.”
“Maksudmu?”
“Kau memuji makhluk
Allah dengan begitu berlebihan. Apa kau tau sebenarnya Dia cemburu padamu?”
Nisa diam, “Secara tidak langsung kau mengumbar pandanganmu untuk sesuatu yang
belum halal, kan? tuh, hatimu jadi teracuni begitu.”
“Tapi kan, Sha. Aku
hanya mengagumi dan berharap apa salahnya?” masih tidak mengerti, Nisa menuntut
penjelasan.
“Caranya Nisa sayang.
Kau terlalu berlebihan memuji makhluk Allah. Ingatkan katamu kemarin, jika dia
jodohmu, dia akan datang menghalalkanmu. Jadi, jika akhi-akhi tadi jodohmu, ia
pasti akan datang kok.”
“Semudah itu?”
“Ya, semudah itu jika
Allah telah menghendaki. Jadi intinya selalu perbaiki diri. Kau bilang tadi
akhi-akhi itu alim, nah kau juga harus lebih alim lagi agar Allah mau
menjodohkan kalian. Eits, tapi alimnya karena Allah ya, jangan karena dia.
Nanti ujungnya setelah kau berjodoh dengannya imanmu malah menurun.”
“Astaugfiruallahaladzim.
Jangan sampai, Sha. Kau ini doanya begitu,” Nisa memanyunkan bibirnya kesal.
“Afwan.” Aisha hanya
tersenyum geli melihat ekspresi Nisa sekarang. “Kau sudah mengerti?” Nisa
mengangguk kecil yang lantas disambut senyuman oleh Aisha.
-Cinta itu kata orang,
‘dari mata turun ke hati. Menyentuh perasaan lantas membayangkan’. Jaga
pandangan dan jaga hati, karena cinta yang belum halal itu tidak diridhoi-
Bersambung
Bagikan
Antara Cinta dan Jodoh (Curhatan Nisa) Part 3 - Oleh CKH
4/
5
Oleh
Nina Fitriani
Kritik dan Saran anda sangat dibutuhkan demi kemajuan blog kami..