Cara Mengetahui Aktivitas yang Pernah Dilakukan di Komputer

Selamat datang Sahabat Senja, disini saya akan membahas aplikasi untuk mengetahui aktivitas yang pernah dilakukan di komputer anda sekalian. Banyak sekali aplikasi yang tersedia untuk mengetahui akvtivitas komputer pada era modern pada saat ini. Salah satunya adalah aplikasi yang bernama LastActivityView dari NirSoft. Dengan aplikasi tersebut, kita bisa mengetahui apa saja yang pernah dilakukan oleh komputer kita.


LastActivityView adalah alat untuk sistem operasi Windows yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber pada sistem berjalan, dan menampilkan log dari tindakan yang dilakukan oleh pengguna dan peristiwa yang terjadi pada komputer ini. Aplikasi ini sangatlah ringan, sehingga janganlah khawatir untuk menjalankannya.

Kegiatan yang ditampilkan oleh LastActivityView meliputi : Aplikasi yang dijalankan, folder/file yang pernah dibuka, atau perangkat lunak lainnya, instalasi perangkat lunak, sistem shutdown / start, aplikasi atau sistem crash, jaringan koneksi dan lain sebagainya.



Tampilan LastActivityView


Kalian bisa men-download aplikasi tersebut di website resminya di sini

Sekian yang dapat saya sampaikan, bila ada kesalahan, saya mohon maaf setulus-tulusnya.
Terima Kasih 

Baca selengkapnya

Januari dan Khayalan Nyata (Bagian 3)



Januari dan Khayalan Nyata (Bagian 3)
Dengan perasaan campur aduk aku langsung menuju ke depan masjid, tiba-tiba pandanganku kabur dan aku pingsan. Lalu aku pun terbangun dan ternyata aku sudah berada di beranda mushola, entah berapa lama aku pingsan ternyata Kak Sam sudah berada disampingku tetapi aku belum sepenuhnya percaya kalau Kak Sam ini bukan Kak Sam yang aku lihat tadi berubah menjadi kakek tua itu.

“Ampun kek aku janji nggak ganggu tempat kakek, jadi jangan ganggu aku dan juga Kak Sam ya kek ?”. Ampunku dengan wajah menunduk meminta ampun.

Walaupun aku tak sudi meminta maaf kepada makhluk yang derajatnya lebih rendah dari manusia, tetapi aku memilih jalan yang aman saja, dengan berpura-pura minta maaf.

“Iya, aku maafkan asal ente nyediain es cendol sama mie ayam buat aku ya? Haha ngigau apa kamu Jun orang masih seger dan ganteng gini dibilang kakek-kakek  hadeh, mimpinya jelek nih”. Jawab Kak Sam yang sepertinya ini Kak Sam yang asli udah keliatan dari gaya ngomong dan makanan kesukaannya.



“Oh iya, kamu kok lama banget Jun 30 menit lebih kakak nunggu tapi entenya ga nongol-nongol. Ya udah aku tinggal ngecek mobil sambil nungguin ente. Tadi aku negur ente pas ente udahan dari WCnya, eh ternyata ente nggak denger terus balik lagi ke belakang ? habis makan apa si kamu Jun” Tanya Kak Sam minta jelas.

Seakan tidak percaya, deg jantungku serasa mau copot setelah mendengar pernyataan Kak Sam. Setelah apa yang aku lihat tadi tidak ada alasan untuk tidak percaya, aku sebut ini khayalan yang nyata layaknya fatamorgana ada tapi tiada. Aku tertunduk lesu dan lemas seakan tenaga yang ada sudah hilang semuanya terkuras.

“Kamu kenapa si sebenernya Jun, bisa pingsan di samping sumur gitu? Kalau laper bilang aja ga usah lebay sampai pingsan gitu hehe”. Canda Kak Sam

“Nggak apa-apa Kak  mungkin karena capek tadi, tapi sekarang udah mendingan kok. Tadi Kak Sam iseng apa sama sumur itu?” tanyaku lemas.

“Tadi iseng-iseng aja lempar batu ke dalem sumur hehe, emang kenapa Jun?” balas Kak Sam

“Owalah nggak papa kok Kak, yang penting jangan iseng-iseng lagi sama sumur itu. Kan udah diperingatin sama Kakek tua tadi yang kita temuin dijalan.” Jawabku serius.

“Eh tapi ceritain dulu ente kenapa tadi pingsan?.” Tanya Kak Sam penasaran

“Oh iya kita kan belum sholat dhuhur, mending sholat dulu aja yuk Kak. Ntar aku cerita” Balasku mengalihkan topik.

“Iya yuk. bener juga ya ente Jun tadi kakak khawatir ente kenapa-kenapa jadi nggak berani tinggalin ente sendirian disini buat sholat. Okey boss ” Jawab Kak Sam

Aku bersama Kak Sam beranjak dan berjalan menuju tempat wudhu, sejenak aku berhenti untuk memperhatikan sumur tua itu, ternyata biasa dan nggak ada apa-apanya pikirku. Setelah wudhu kami masuk ke dalam mushola. Hanya terlihat 1 orang saja yang sedang duduk sila yang sepertinya sedang nikmat berdzikir.

“Kenapa udah sepi aja nih Kak?.” Tanyaku penasaran

“Iya udah pada pulang dari tadi, ramah-ramah lho warga sini.” Jawab Kak Sam


***

Setelah sholat dhuhur dan makan kami segera beranjak untuk melanjutkan perjalanan mengingat waktu perjalanan bisa 2-3 Jam. Sebelum itu kami sempat berbincang dengan orang yang di dalam mushola tadi, namanya Pak Jamal disini ia dikenal sebagai kayim atau pengurus jenazah sekaligus tokoh masyarakat di desa ini. Saya menceritakan semua yang terjadi kepada beliau tentunya bersama Kak Sam dan Pak Jamal hanya mengangguk seakan memaklumi kejadian tersebut, Kata Pak Jamal memang sering warga sini yang melihat penampakan kakek tua kadang sosok tinggi besar dan lainnya di malam hari. Pernyataan itu membuatku semakin merinding disisi lain aku merasa lega karena sudah bercerita. Setelah itu kami pamit untuk melanjutkan perjalanan.

“Terimakasih ya pak? Sudah bersedia meluangkan waktu untuk ngobrol dengan kami? Kami mau pamit jalan dulu takut nanti sampainya malam.” Seru Kak Sam pamit
“Iya nak, hati-hati di jalan ya? Yang penting jangan banyak ulah di manapun tempatnya.” Pesan Pak Jamal

“Iya pak Assalamu’alaikum.” jawabku dan Kak Sam

“Waalaikumsalam.” Balas Pak Jamal

Aku melihat pemuda jangkung yang tadi di belakang mobil lalu ia melambaikan tangan kepadaku.

“Oh iya pak, tahu anak itu nggak?” Tanyaku penasaran.

“Oh haha itu, salah satu penunggu sini juga” Jawab Pak Jamal

“Yang mana Jun? Aku kok nggak lihat?.” Tanya Kak Sam penasaran  

“Itu yang pakai baju koko putih-putih” Tunjukku merinding

“Ah bapak bercanda nih jelas-jelas...." 

Aku terkejut ketika tiba-tiba pemuda itu hilang seakan lenyap di bawa angin. Kenapa Kak Sam tidak bisa melihat apa yang aku dan Pak Jamal lihat. Apakah aku indigo? 

"Setiap Jin itu hanya akan menampakan dirinya kepada orang yang ia kehendaki, tapi kalau dek Jun ini sepertinya spesial. Mungkin udah bawaan dari lahir" Jelas Pak Jamal 






Baca selengkapnya

Januari dan Khayalan Nyata (Bagian 2)

Januari dan Khayalan Nyata (Bagian 2)



kreekk kreek suara khas engsel pintu wc yang terbuka. Keluar pemuda bertubuh jangkung dengan pakaian koko putih putih yang spertinya seumuran dengan kak Sam.

“Sabar kenapa dek !! untung udah selesai.” Bentak pemuda itu

“Iyaa, mas aku minta maaf, soalnya udah ga tahan daripada buang sembarangan.” Jawabku menunduk
Segera aku masuk ke wc dan menghiraukan pemuda itu. perasaan bersalah menghinggapiku.

“Yah , tapi dari pada nanti aku buang sembarangan nanti malah kena batunya.” Pikirku

“Hei, kamu yang ada di dalam? Bukan warga sini ya?” terdengar suara pemuda bertubuh jangkung itu dari luar.

“Iyaa mas, maaf ya yang tadi nggak sengaja. Emang kenapa mas?” Teriaku dari dalam

“Ya pokoknya kamu berdua jangan ganggu aja disekitar sini ya, kalau ngga pengin digangguin juga sama penunggu sini yang jail.” Jawab pemuda itu

“Iya mas aku udah tahu kok” seruku

“Lho kok berdua ? apa dia tahu aku kesini berdua bersama kakak ya?” pikirku heran

“Lagian ente udah ada yang lindungin.” Jawab pemuda berkoko itu

“Maksudnya apa nih mas?” Tanyaku

“Kok tahu aku kesini berdua mas?” seruku bingung

Entah kenapa terlintas dibenakku tentang apa yang dimaksud pemuda itu adalah bungkusan putih yang aku dan kak sam selalu bawa kemana-mana, tetapi aku tidak percaya dengan hal-hal semacam itu mungkin yang dimaksud pemuda itu adalah kak sam yang menjadi pelindungku. Setelah selesai aku berjalan menuju tempat Kak Sam beristirahat dengan maksud untuk mengajaknya wudhu.

“Tuh kan banyak orang, tadi itu cuman perasaanku aja.” Lega rasanya melihat ada orang di dalam mushola setelah mengintip untuk kedua kalinya ke jendela samping mushola.

“Kak yuk sholat dulu nanti lanjut makan.” Ajakku sambil membangunkan kak Sam yang ternyata sedang tertidur

“Ayo kak bangun cepet, ngejar waktu nih. Aku duluan ya?” Teriakku seru

“Iya, ayo.” Jawab kak Sam sambil mencoba bangun dan mengikutiku menuju tempat wudhu

“Lho kak ini tempat wudhunya.” Seruku menunjuk ke tempat wudhu

Aku bingung ketika Kak  Sam malah menuju sumur tua yang katanya angker itu, karena teringat akan saran pemuda tadi aku langsung menghampirinya dan menarik tangannya, takutnya Kak Sam mengganggu penunggu sumur tua itu, walaupun aku pun tidak percaya si. Tapi untuk berjaga-jaga dan demi kelancaran perjalanan sampai tiba di rumah kakek sebaiknya jangan banyak tingkah pikirku.

“Aku tahu Kak Sam pasti masih penasaran tentang sumur itu, lagian udah masuk dhuhur mbok ada apa-apa.” Nasehatku  

“Kak, kenapa diem!!!!” teriakku seru karena ia tampak menunduk tidak ada respawn, menghiraukan nasehat dan ajakku untuk meninggalkan sumur itu.

Tiba-tiba Kak Sam berbalik menghadapku dan menghapiriku dengan kepala yang masih menunduk kemudian menatapku tajam, sontak aku terkejut ketika melihat wajah Kak Sam yang semakin mengeriput dan nampak berubah wujud menyerupai kakek tua yang aku dan kak Sam temui tadi. Aku bermaksud untuk berlari dan meminta pertolongan kepada pemuda tadi yang sepertinya ada masih disini atau siap saja. Tetapi apa daya , semua anggota tubuhku tiba-tiba merinding dan tidak bisa digerakan, lalu aku mencoba berteriak tetapi mulut ini kaku tidak bisa digerakan. Aku mencoba untuk lari sekuat tenaga tetapi percuma saja karena yang aku lakukan hanyalah lari di tempat.

“Wis tek omongi ojo ngganggu tapi koe ndableg ya? Koe ora percaya aku ana? Ora percaya dunia gaib? Saiki koe percaya mbok nek aku wis wujud? Hahahaaha”( Sudah aku bilangin jangan ganggu tetapi masih bandel aja ya? Kamu tidak percaya aku ada? Tidak percaya dunia gaib? Sekarang kamu percaya kan setelah aku menampakan diri?) Suara kakek-kakek tua dengan logat jawa itu seakan menggema di telingaku.

Aku mencoba menyangkal semua apa yang aku lihat dan aku dengar saat ini, walaupun sebenarnya aku percaya ghaib itu ada akan tetapi kenapa mereka bisa mempunyai kekuatan sebesar ini untuk mengendalikan tubuh manusia? Wallahu A’lam.  Lalu aku mulai membaca Ayat Kursi, akhirnya kakiku bisa digerakkan juga aku mengambil kesempatan ini untuk lari meminta tolong pada orang sekitar.

“Kakangmu kui dikandahi ojo cokan ganggu, sing kayak aku kuwe ana urip neng sekitar kowe” Bentak kakek tua itu

Dengan perasaan campur aduk aku langsung menuju ke depan masjid, tiba-tiba pandanganku kabur dan aku pingsan.

Next >> Januari dan Khayalan Nyata Bagian 3
Baca selengkapnya

Puisi : Wanita Tangguh Pahlawan Bangsa



Ibu kita Kartini pendekar bangsa, pendekar kaumnya untuk merdeka. Wahai ibu kita Kartini putri yang mulia, sungguh besar cita-citanya bagi Indonesia.

Puisi : Wanita Tangguh Pahlawan Bangsa

Wanita Tangguh Pahlawan Bangsa

 

 



Habis gelap terbitlah terang
Jasamu  akan selalu kita kenang
Jiwamu tangguh seakan menantang
Berpegang teguh yakin akan menang

Raden Ajeng tersemat dinama harummu
Semangatmu, Perjuanganmu, Pengorbananmu
Seakan terbayar dengan perubahan itu
Menegakan keadilan disetiap penjuru
Namamu terkenang selalu
Lagu wajib menjadi pengiringmu

Pelopor semangat seru wanita tangguh
Kegigihan Jiwa raga tetes peluh
Semua di persembahkan tanpa mengeluh
Hingga kini takan pernah keruh
Jasa-jasamu penuh

Wahai engkau Raden Ajeng Kartini
Aku persembahkan puisi ini
Tanpa ada keraguan dalam hati
Sepenuhnya aku persembahkan hari ini
Dimana engkau bangkit dan harum di negeri ini
Berjuang penuh demi emansipasi




Karya : Mushanif Ramdany, 
Purwokerto
Baca selengkapnya

Puisi : Rindu Senja

Kurindu Senja, waktu dimana kita berbagi kasih, waktu disaat kita merasakan rindu, waktu semua perasaan menjadi satu. Ingin rasanya, aku bertemu dengan senja kembali, agar aku bisa melampiaskan semua perasaan ini.


Rindu Senja


Rindu Senja


Pada rindu yang kutuang dalam kehangatan mentari pagi. .
Sukmanya mampu menusuk hingga urat nadi. .
Bisik lirih angin yg mampu membuat terenyuh hati. .
Nyanyian burung - burung meramaikan diri. .

Itulah perasaan yg ku hadapi saat ini, berkecamuk menjadi satu didalam dada. .
Terkadang. . Ingin sekali kupercepat waktu. .
Jika aku boleh meminta, ingin ku berlari menggapai waktu senja. .
Bayangkan!

Betapa indahnya senja!?
Cahaya nya yang mampu menghangatkan diri. .
Bilur jingganya membuat iri hati. .

Senja; yaitu tempat dimana kita saling beradu rindu. .
Rindu yg telah lama membebankan diri. .
Rindu yg terlalu berat untuk kupikul sendiri. .

Duhai senja. . Cepatlah kembali :")
Disini ku menanti dengan segala nyanyian rindu dihati. .

Akan ku sambut datangmu dengan senyuman yg setulus hati. .

-Dariku yg menanti-



Karya : Tya Ricis

Baca selengkapnya

Januari dan Khayalan Nyata (Bagian 1.5)

Januari dan Khayalan Nyata (Bagian 1.5)


“Kenapa sih kak? Kan tadi kalau bapak tua itu jelasin ,semuanya jadi jelas.”  Jawabku sambil mencoba menenangkan diri.

“ Sebenarnya kakak juga penasaran  Jun, tapi mikir juga kali. Kalau kita semakin banyak tanya bisa2 kita ga jadi kemasjid itu, karna udah parno duluan. Padahal niat kita kan cuma untuk ibadah dan istirahat sebentar lagian kalau kita ngga ganggu mereka pasti mereka juga ngga bakal ganggu kita kok Jun.” Balas kakak dengan wajah tampak serius lurus kedepan.

Dalam hati sebenarnya aku masih sangat penasaran dengan pernyataan anak muda itu, mungkin yang ia maksud banyak belis itu disekitar sumur tua yang kakek bilang tadi tetapi setelah mendengarkan penjelasan kak sam aku menjadi sedikit lebih tenang dan mencoba melupakan pernyataan anak muda itu.


***

Setelah beberapa menit perjalanan sesuai arahan kakek tua tadi, akhirnya kita memasuki suatu desa yang sedikit agak ramai beda dengan desa sepi yang kita lewati tadi. Tampak dari kejauhan aku melihat mushola kecil bercat hijau dengan para warga desa yang sepertinya akan menunaikan shalat dhuhur memasuki mushola itu, lega rasanya melihat itu.

“ Sepertinya kita sudah sampai kak, itu musholanya. Ternyata nggak menyeramkan seperti yang aku pikirkan hehe.” Ujarku sambil menunjukan jari kearah masjid itu.

“Iya benar juga kau Jun, kakak juga lega liat rombongan warga itu setelah kejadian tadi.” Balas kak Sam lalu melihat jam tangannya.
“ Ayo jun turun udah jam 12 ternyata.” Ajak kak Sam sambil membuka pintu mobil.
Setelah turun dari mobil, lalu aku berjalan menuju beranda mushola sambil meluaskan pandanganku mencari sumur tua yang kakek bilang tadi. Ternyata memang ada sumur tua disebelah kiri belakang masjid dan sepertinya masih digunakan untuk menimba air karena ada ember lengkap dengan katrol yang masih menggantung diatas sumur.

“Akhirnya kita bisa istirahat ya Jun?” Jelas kak sam lalu membaringkan  badannya di beranda masjid.
“Iya kak akhirnya nemu juga mushola ini, aku ke wc dulu ya kak. Dari tadi nahan takut bocor entar hehe” Jawabku lari meninggalkan kak Sam di beranda dan menuju belakang mushola, siapa tahu ada wc disana.

Sekilas dari jendela samping mushola aku iseng melihat ke dalam mushola dan alangkah terkejutnya ketika aku menyadari tidak ada orang didalamnya. Tapi aku hiraukan saja bisa saja aku salah lihat, jelas-jelas tadi ada banyak orang yang masuk ke mushola. Akhirnya aku menemukan wc dan lantas aku lari menuju wc itu. Pintu wc tertutup rapat menandakan ada orang di dalamnya.

“Siapa di dalam? Gantian dong.” Tanyaku seru.
“Iya” jawab orang didalamnya.

Hampir 10 menit aku menunggu tetapi tidak ada tanda-tanda orang itu akan keluar. Karna sudah tidak sabar lagi lalu aku mengetuk pintu wc dengan keras dan meraih gagang pintu dengan maksud untuk membukanya kreekk kreek suara khas engsel pintu wc yang terbuka.



Baca selengkapnya