Ngeblog karena Uang Vs Ngeblog karena Hobi



Ngeblog karena Uang Vs Ngeblog karena Hobi


Di era serba modern ini apalagi internet yang sudah merata di seluruh dunia memang menjadikan segala kemudahan terdengar nyata bunyinya. Mengakses informasi sekarang sangat lah mudah hanya dengan sekali klik atau search kita dapat menemukan apa yang kita cari dan inginkan  melalui jaringan internet walaupun media cetak memang masih eksis beredar di mana-mana tetapi mimin yakin deh 10 atau 20  tahun ke depan media cetak akan semakin kurang diminati. Okelah kalau itu terlalu lama tetapi sobat juga bisa berkaca dari sekarang tentang media cetak vs elektronik, di banding dengan koran sekarang mimin yakin deh sekarang orang kantoran lebih memilih yang serba praktis-praktis saja terutama soal update tentang informasi terkini mereka lebih suka mengakses website berita yang dulunya dan sekarang juga masih eksis dalam media cetak misal de*tik dan sebagainya.

Bahkan sekarang perputaran informasi bisa di bilang sangat cepat, bukan dari mulut ke mulut tetapi melalui sosial media atau berbagai forum di dunia internet yang kekinian banget. Pernah nggak si liat konten penebar fitnah dan perpecahan di sosial media? Tidak di ragukan lagi, itu sudah menjadi konsumsi publik sehari-hari. Facebook misalnya yang menjadi sosmed paling banyak di minati di Indonesia, kalau mimin si sering banget liat orang ngeshare di grup-grup berita hoax dengan link aktif yang ngedirect ke website/blognya contohnya tentang artis yang lagi hits saat ini meninggal padahal mimin liat besoknya masih aktif manggung hadeh -_-. Mereka ngeshare seperti itu bukan hanya sekedar menebar fitnah dan sara apalagi iseng, tetapi untuk mendapatkan uang di Internet melalui pengunjung sosmed yang klik link dan datang ke website/blog mereka. Sungguh ironis, sekarang orang banyak menghalalkan cara apapun demi kesenangan di dunia tetapi tidak mementingkan akhirat yang kekal.

Itulah sebagian kecil dari orang yang ngeblog karena uang, tetapi nggak semuanya orang yang ngeblog kerena uang begitu kok. Misal website unduh software, lagu, apk  gratis. Mereka tidak hanya sekedar berbagi tetapi juga memanfaatkan website tersebut dengan memasang iklan, tentu mereka melakukannya demi tetap eksisnya blog/website mereka begitu juga dengan website tentang cara, tutorial dan tips sebagainya. Terkadang banyak dari mereka tidak memperhatikan konten/isi dari artikelnya misal seperti kesusuaian judul dengan isi, banyak kata yang salah, artikel yang tidak original, dan kalimat yang terkadang sulit dipahami pengunjung. Okelah fine kalau masih tahap belajar untuk menulis, tetapi kalau terus-terusan seperti itu bisa jadi website/blog Anda bisa sepi dari pengunjung, karena liat artikelnya aja kurang menarik  apalagi tidak sesuai ekspetasi pengunjung.

Tetapi jangan disamakan dengan catatan senja karena sebenarnya web ini baru saja di buat hehe, harap di maklumi aja lah. Tidak ada salahnya bagi orang yang ngeblog karena uang, diliat dari manapun juga sangatlah menguntungkan bagi yang sudah tahu tentang dunia blogger ini. karena mendapat uang yang bisa di bilang tidak sedikit lho. Banyak di luar sana blogger yang sukses dalam mendapatkan uang di internet bahkan hanya lulusan SMP dan angon bebek, mereka pun tidak ada sama sekali basic seorang penulis sebelumnya tetapi karena telaten dan usaha yang luar biasa sekarang mereka sudah sukses dan bahkan dapat earning sampai karungan. Kalau sobat ngiler cari cari aja informasi tentang dapat uang di internet hehe.

Sekarang kita bahas tentang ngeblog karena hobi, menulis memang hobi yang sangat menyenangkan ini menurut mimin si, karena mimin memang dari dulu hobinya menulis dan mengarang tetapi bukan mengarang bohong ya? Hehe. Emang apa si serunya menulis itu? kalau menurut pandangan mimin si menulis itu cermin dari diri kita jadi kita tahu apa yang menjadi keinginan terdalam kita, imaginasi/fantasi hebat yang kita miliki, apapun ide yang kita punyai bisa dituangkan dengan bentuk tulisan yang lebih menyenangkan lagi bisa berbagi informasi ke sesama itulah yang paling utama hehe, lebay ah min. Memang seperti itu dan seharusnya begitu, bukan hanya orang menulis karena uang saja yang bisa sukses.

Kita para penulis amatiran berhak dan malah lebih di untungkan, karena lebih menguasai dan mempunyai pengalaman sehingga pemilihan diksi tidak terkesan monoton dan itu-itu saja, apalagi dengan latar seorang penulis blog.  Memang dulu jaman SMA mimin ngeblog cuman hanya sekedar untuk mengisi waktu luang saja dan itu hanya sebatas menulis. Optimasi blog supaya SEO dan sebagainya mimin tidak memikirkan sama sekali, tetapi seiring berjalannya waktu bisa juga karena belajar dan sekarang lumayan si walaupun untuk yang dasarnya saja. Bicara soal penghasilan memang mimin belum ada sama sekali tetapi pasion tetaplah pasion, walaupun nanti hasilnya hanya bisa buat beli tahu tetapi berbagi informasi berkualitas untuk semua memang menjadi prioritas utama. Apalagi buat kamu, iya kamu hehe untuk semua pecinta Catatan Senja.

Okey dari pertandingan yang seru tadi sudah dapat di simpulkan, bahwa karena ini bukan pertandingan resmi jadi mimin anggap draw aja deh hehe yang artinya nggak ada yang menang apalagi kalah, karena pada intinya ngeblog itu semuanya sama tujuannya yaitu berbagi apa yang kita miliki dan membantu sesama. Mendapatkan uang di internet hanya sebagai sripilan/bonusnya saja. Jika Anda seorang blogger juga dan berpikir mendapatkan uang yang utama berhenti aja deh ngeblog karena ini bukan bidang Anda, jadi ubahlah mindset sobat untuk berlomba-lomba cepat dapat uang di Internet lewat ngeblog tetapi berlomba-lombalah dengan cepat mengatasi permasalahan orang dengan ngeblog.

Sekian dan terimakasih, semoga bermanfaat   
Baca selengkapnya

Januari dan Khayalan Nyata (Bagian 8)


Januari dan Khayalan Nyata (Bagian 8)

Setelah rasa kantuk yang mulai menghinggapiku, segera aku menutup Al Qur'an lalu bergegas untuk tidur dan berharap mimpi indah setelah peristiwa yang menimpaku tadi. Aku tahu itu egois tetapi dengan semua ketakutan itu tak salah kan aku meminta hal sekecil ini. Setidaknya ketika menyantap makanan utama yang kurang enak, selayaknya di tutup dengan desert yang lezat bukan? Hal itu untuk menutupi kekurangan santap malam walaupun sedikit.

Allahu Akbar.....Allahu Akbar
Kumandang adzan subuh dan sahutan ayam membuatku terbangun. Aku lihat Kak Sam tidak ada di tempatnya mungkin sudah ke belakang, tetapi nggak kayak biasanya dia nggak bangunin aku subuh begini pikirku.

“Alhamdulillah tidak ada mimpi buruk dan si kembar.” Gumamku dalam hati girang karena bisa tidur nyenyak malam ini walaupun cuman sebentar saja

Lantas aku keluar dari kamar dengan maksud untuk melaksanakan sholat subuh di tempat sholat yang ada di rumah, aku tidak kuat untuk berjalan ke Masjid karena pasti udara di luar sangat dingin dan juga ogah melewati batu besar itu sendirian. Segelas air putih yang ada di poci meja makan membuatku terasa segar kembali dan siap menatap hari esok.

“Eh Kak Jun udah bangun.” sapa Astri dari belakang

“Iya nih As, panggil Jun aja. Kita kan beda 1 tahun doang.” Jawabku

“Siap Jun, mana Kak Sam? belum keluar?” tanya Astri

“Oh Kak Sam mungkin dia sudah ada di belakang, soalnya aku bangun dia udah nggak ada di kamar.” Jelasku padanya

Setelah perbincangan tadi usai lalu kami berjalan bersama menuju padasan/tempat wudhu, untuk berwudhu dan selanjutnya sholat berjamaah dengan kakek yang sudah menunggu kami di pesolatan/tempat sholat. 
“Lho Kak Sam mana kek?” tanyaku bingung karena tidak mendapati Kak Sam di pesolatan
“Iya Kek tadi di kamar juga tidak ada?” lanjut Astri

“Sudah-sudah kita laksanakan kewajiban dulu, mungkin dia pergi ke Masjid.” Jelas Kakek

“Iya Kek” jawabku
Seusai melaksanakan sholat dan berdoa, aku menyiapakan seragam SMP ku dan perlengkapan lainnya yang masih ada di tas/koper. Sedangkan Astri yang akan menyiapkan sarapan untuk kami. Jam sudah menunjukan pukul ½ 6 tetapi tidak ada tanda-tanda Kak Sam pulang. Aku mulai was-was khawatir terjadi apa-apa kepadanya, akan tetapi aku mulai menenangkan diri dan berfikir positif.

“Ah palingan lagi jalan-jalan pagi” pikirku
Akhirnya semua perlengkapan sekolah dan seragam pun sudah siap, aku menuju ke meja makan untuk sarapan. Hmm tempe goreng dan tumis kangkung menjadi santap pagiku bersama Kakek dan Astri. Setelah makan aku mengambil handuk dan sikat gigi di tas untuk mandi, ketiak baru berjalan menuju keluar kamar aku mendengar suara orang bertamu.
“Tok...tok...tok, Assalamuala’ikum.” Suara orang mengetuk pintu depan

“Nah kan itu kak Sam udah pulang.” Tebakku dalam hati

Aku berjalan ke depan bermaksud untuk membukakannya pintu.

“Kemana aja si Kak...., eh Ali ada apa?” ternyata Ali yang duduk dan menunggu di depan
Tebakkan ku salah ternyata Ali yang mengetok pintu depan dan sepertinya mengajakku untuk berangkat ke sekolah bersama.
  
“Hoalah kamu belum siap-siap juga? Yok katanya berangkat bareng.” Jelas Ali

“Udah kok tenang komandan tinggal mandi aja yang belum hehe, eh iya kamu tadi di Masjid liat Kak Sam nggak?” tanyaku serius

“Makanya dari tadi kayak ada bau-bau ikan laut ya hehe. Aku tadi nggak liat dia sholat berjamaah di Masjid kok” jawab Ali menjelaskan bahwa ia tidak melihat Kak Sam di masjid
“Lho kirain Kak Sam sholat di masjid, tadi subuh udah ngga ada di rumah. Ya sudah aku mandi dulu” aku bingung ketika mendengar pernyataan Ali

Aku berjalan ke dalam meninggalkan Ali untuk mandi.

"Kalau nggak ada di masjid terus kemana dong? tas belum di beresi dan mobil aja masih ada di depan rumah." pikirku bingung

Setelah selesai mandi, aku bergegas untuk memakai seragam karena nggak enak sama Ali yang sudah lama menunggu. Ketika aku melewati gudang, serasa ada orang di dalamnya yang teriak lirih meminta tolong tetapi aku hiraukan saja karena mungkin aku salah dengar. Terdengar kedua kalinya suara minta tolong, aku langsung berbalik badan dan menghampiri gudang itu.

Bersambung
Baca selengkapnya

Suka Duka Menjadi Penulis Amatiran


Suka Duka Menjadi Penulis Amatiran


Sahabat Catsa yang setia, pernah nggak si terlintas di pikiran sobat kalau menulis itu pekerjaan mudah dan menyenangkan? Ternyata tidak semudah itu kawan. Banyak suka dan duka yang selama ini mimin rasakan pada saat menulis terutama menulis blog. Bila di bandingkan dengan para penulis pro di era ini, mimin hanyalah seorang penulis amatiran yang sering kali salah dalam pemilihan diksi sehingga membuat isi dari artikel itu kurang memiliki nyawa seperti penulis pro yang lain  apalagi kelalaian yang sering kami lakukan para amatiran yaitu typo dimana-mana tanpa menyadarinya. Kadang nggak di edit, rasanya masa bodo banget si yang penting buat artikel atau cerita kalau udah selesai tinggal di post. Boro – boro di crosscheck dulu, tau isinya aja kadang – kadang hehe.

Bukan hanya dalam penulisan dan pemilihan diksi saja, beberapa penulis amatiran macam mimin ini sering kali kesulitan dalam memilih judul atau tema  dalam suatu artikel. Yap memang hal seperti ini sudah terlampau biasa terjadi sekalipun itu penulis pro kayak Raditya Dika, Mery Riana, Ahmad Tohari dan lebih-lebih mimin yang amatiran gini. Biasanya si mereka menggunakan metode masing-masing yang mereka punyai demi kelancaran dalam bidang tulis-menulis ini, seperti berlibur ke tempat yang tenang misal Gunung, Pantai, Lembah,  bukit dan banyak lagi yang lainnya hehe mungkin bagi para penulis amatiran semacam mimin ini kayaknya masa bodo deh, kalau mau nulis ya nulis aja mau di rumah atau di luar rumah  sama aja lagian.

Kalau ente juga amatiran dan kepepet pengin niru metode para penulis pro itu, mimin saranin si beli aja paket data buat streaming di Youtube, enter deh di kolom pencarian  ”spot-spot wisata indah di dalam maupun luar negeri” sim salabim nggak ada 30 menit ente udah bisa ngeliat  puluhan macam tempat yang indah di seluruh dunia, yang penting jangan irit kuota aja sampai saking iritnya setting video di YT kualitas 144 p “pengalaman” hehe, misal nih mimin kalau terpakasa uang limit dan beli kuota aja bisanya cuman  beli segiga, mending pagi-pagi jalan-jalan ke sawah aja deh atau ke kebun di jamin pulangnya nanti seger. Disamping irit kan buat  kesehatan juga, asal jangan sekali-kali jalan pas dhuhur bukannya seger malah geger karena liat setan lagi pada berkebun hehe bercanda, bukannya begitu tetapi memang paling pas pagi-pagi bukan di sawah aja si di mana aja yang penting bunyinya masih jalan-jalan pagi deh hehe.
Dengan keterbatasan mimin yang sangat amatiran ini memang tidak di ragukan bahwa kualitas waktu dalam menulis masih jadi masalah, biasanya nih penulis pro itu tidak perlu memerlukan waktu lama untuk memikirkan ide cerita dan menuangkannya dalam bentuk tulisan. Seakan tidak ada penghalang antara kreatifitas dan ide yang mengalir deras begitu saja. Kalau mimin ada niat untuk nulis aja syukur hehe, kalau ide buat apa yang akan ditulis itu di pikir belakangan. Laptop standby, charger terpasang, listrik udah bayar, kuota baru beli segiga dan semua sudah siap terkendali, tetapi ide belum ada. Al hasil waktu berjam - jam hanya di manfaatkan untuk download anime dan browsing nggak jelas, terlintas kepikiran mau cari referensi buat nulis aja kagak. Sampai lupa sebenarnya udah ada niat buat nulis. Tiba-tiba rasa kantuk pun mulai melanda. Akhirnya sang mimin pun tertidur pulas dengan niat di sampingnya. #TheEnd

Haha tentunya nggak se dramatis itu ya sobat Catatan Senja,  pernah dengar kan ? usaha apapun itu selagi ada niat pasti ada aja jalan keluarnya, ada aja ide dan kreatifitas yang terlintas. Sekalipun itu hanya seorang amatiran saja. Sebenarnya si masih banyak yang pengin mimin sampaikan tentang suka duka penulis amatiran misal soal deadline. Mungkin ini tidak terlalu penting bagi mimin yang seorang amatiran ini, tetapi lain kalau menyangkut seorang penulis pro yang karyanya sudah bertebaran dimana-mana. Pasti deadline selalu menghantui mereka,dengan karya super mereka. Bagi mimin yang amatiran ini kata “deadline” hanyalah salah satu kata yang terdaftar di  kamus keren yang biasanya mimin pakai di sosmed atau PM BBM dengan maksud di kira sebagai orang sibuk banyak deadline di mana-mana padahal nulis aja amatiran.  Tapi berbeda untuk sobat yang membaca tulisan kurang kerjaan ini ciee, karena mimin akan rutin update untuk kalian semua kok jadi jangan khawatir hehe. Ah kenapa jadi cerita lagi si padahal udah selesai, sorry mimin keasikan curhat hehe.

Dari tulisan diatas kita dapat menyimpulkan bahwa menulis itu perlu tahapan, tidak sekali nulis langsung jadi pro. Karena mie instant yang konon instant aja harus di rebus dulu habis itu dikasih bumbu lalu di makan. Walaupun amatiran, tetapi pasion tetaplah pasion.  Jadi inget tentang Mastatho’tum? Kalian tahu apa itu Mastho’tum? Berikut penjelasannya :

Ada seorang ulama terkenal bernama Dr. Abdullah Al Azzam
yang menggerakkan jihad muslim Afghanistan melawan penjajah Uni
Soviet sehingga USSR yang kala itu jadi negara super power bahkan ditakuti Amerika dan negara-negara di dunia ternyata bisa dihancurkan,
dikalahkan dan diusir dari bumi Afghanistan oleh mujahidin yang hanya
memakai peralatan tempur seadanya

Pada suatu saat beliau ditanya oleh muridnya, “Ya syekh, apa yang
dimaksud dengan mastatho’tum”?

Sang Syekh-pun membawa muridnya ke sebuah lapangan. Meminta
semua muridnya berlari sekuat tenaga, mengelilingi lapangan.
Setelah semua muridnya menyerah, dan menepi ke pinggir lapangan.
Sang Syekh-pun tak mau kalah. Beliau berlari mengelilingi lapangan
hingga membuat semua muridnya keheranan, sehingga akhirnya beliau
jatuh pingsan, tak sadarkan diri.

Setelah beliau siuman dan terbangun,

muridnya bertanya, “Syekh, apa
yang hendak engkau ajarkan kepada kami?”.
“Muridku, Inilah yang dinamakan titik mastatho’tum..!! Titik dimana saat
kita berusaha semaksimal tenaga sampai Allah sendiri yang
menghentikan perjuangan kita (bukan, bukan kita yang berhenti)”, Jawab
Sang Syekh dengan mantab !

Subhanallah, maka dari itu bila ingin menggapai cita jangan sampai rasa malas menghinggapi diri kita sehingga peluang untuk menggapainya sedikit demi sedikit menjauh. Ada kalanya kita para amatiran mempunyai keterbatasan karena baru saja mengenal, tetapi kenapa banyak penulis pro bertebaran?  Jawabannya simple karena mereka pernah jadi amatiran.  

Terimakasih Semoga bermanfaat, 
jumpa lagi di post selanjutnya....
Baca selengkapnya

Januari dan Khayalan Nyata (Bagian 7)



Januari dan Khayalan Nyata (Bagian 7)

Dengan mengumpulkan sisa-sisa keberanianku yang tercecer, lalu aku berdiri dan mencari bungkusan kecil yang ayah berikan dulu. Mungkin ini bisa berguna nanti pikirku, entah kenapa aku juga membawa senter padahal di wc sudah ada lampu untuk penerangan. Aku melewati ruang makan dan selanjutnya gudang misterius yang ingin sekali aku ketahui isinya. Sunyinya malam dan suara jangkrik yang saling beradu sangat khas terdengar, mengingat letak wc yang berada di luar rumah membuatku merasa takut dan ragu-ragu ketika akan membuka pintu untuk keluar.

“Ah dari pada di tahan nanti malah jadi penyakit.” Pikirku

Krekk Krekk suara pintu yang terbuka memecah kesunyian, aku langsung lari menuju wc yang terbuka. Beberapa menit kemudian aku keluar dengan perasaan lega karena tidak ada sesuatu yang menakutkan terjadi lagi. Lalu aku iseng memainkan senter dengan menyorot pohon beringin di samping rumah kakek,

“Ku ku Kuntilanak.....” teriakku gagap dan seolah tidak percaya

Aku sangat terkejut ketika melihat wanita berjubah putih dengan rambut panjang terurai sedang duduk di dahan pohon. Ketika aku berbalik dan bermaksud untuk masuk ke dalam. Tiba-tiba lampu di halaman dan wc mati. Pintu juga tidak dapat di buka seolah ada orang yang menguncinya dari dalam. Aku tidak bisa melihat apapun, selain mendengar suara kuntilanak itu yang menggema di telingaku. Lampu senterku terus menyala dan mati dengan sendirinya, posisiku sekarang sedang berusaha membuka pintu berharap pintu terbuka dan aku langsung lari kedalam. Aku sangat takut, tubuhku terasa lemas, dan rasanya seperti pasrah saja. 

Ketika aku berbalik badan untuk sekedar memastikan, tiba-tiba wanita berbaju putih itu sudah tepat berada di depan wajahku yang aku taksir hanya beberapa cm saja bau melati yang sangat pekat tercium di hidungku. Aku pasrah saat itu dan rasanya imgin berteriak meminta tolong akan tetapi sekeras-kerasnya aku berteriak tidak akan mengeluarkan suara seolah-olah suaraku sudah dikunci atau habis, kuntilank itu terus melototiku dengan mulut yang bergerak seolah memarahiku. Dan juga tangan dengan kuku hitam dan panjang itu tak berhenti membelai wajahku. Mungkin sudah berlangsung 10 menit posisiku seperti ini, air mataku terasa semakin kering karena aku menangis tak henti-henti. Lalu aku teringat akan bungkusan kecil yang aku bawa tadi, lantunan surat ayat kursi aku baca dalam hati membuat tangan kananku sudah dapat di gerakkan. Cepat aku mengambil bungkusan itu dari saku kananku dan mengarahkannya ke wajah kuntilanak itu. Alhasil kuntilanak itu berhasil menghilang dan aku dapat bergerak sepenuhnya. Semua lampu sudah menyala lagi termasuk senterku. Kesempatan ini aku manfaatkan untuk berlari menuju ke dalam dan masuk ke kamar.

“Kenapa kau Jun kayak habis liat hantu aja?” tanya Kak Sam heran melihat badanku yang lesu dan mata yang menghitam karena lama menangis

“Hey kamu kenapa Jun? Kamu ngambek nggak di temani tadi? Sebenarnya kakak mau temani kamu tadi tapi kamu sudah keluar begitu saja.” Alasan Kak Sam 

Aku hanya terdiam dan berjalan menuju kasur menghiraukan Kak Sam yang sedang menanyaiku, lantas aku menarik selimut untuk menutupi wajahku. Kejadian tadi membuatku sangat shock dan lemas. Aku ingin sekali tertidur dengan cepat dan berjumpa dengan hari esok, tetapi apa daya aku masih terbayang bayang dengan wajah kuntilanak itu yang sangat menyeramkan dengan Wajah putih pucat dan mata yang hitam seakan bolong. Aku berfikir tentang kuntilanak yang satunya lagi, kenapa ia tidak muncul juga. Ah pikiranku kacau tidak dapat berfikir jernih, hanya kejadian tadi yang aku fikirkan.

“Ya sudah aku tinggal dulu kebelakang ya? Kamu lanjut tidur aja.” Ujar Kak Sam yang hendak membuka pintu untuk keluar

“Eh jangan kak, jangan kesana. Ada kuntilanak tadi di wc” Jawabku keras melarang Kak Sam untuk tetap disini menemaniku

“Kenapa? Kakak cuman sebentar kok. Ah ngayal kamu, dah ya.” Kak Sam berjalan keluar dan menghiraukan perkataanku

“Kakkk, tunggu!!!..” teriaku berlari mengikutinya menuju wc

Tak sadar aku mengikutinya sampai ke tempat dimana aku melihat dan di hantui oleh kuntilanak itu. Betapa bodoh dan takutnya aku setelah kejadian tadi sehingga tidak mau di tinggal sendirian. Dengan hal yang sekarang aku lakukan ini membuat aku jatuh ke dalam lubang yang sama. Tidak ada sesuatu yang aku pikirkan selain memikirkan dua kuntilanak tadi, sampai-sampai aku sempat berfikir untuk menamai kuntilanak itu Sartiah dan Sarinah. 

“Nah gitu dong temenin aku hehe. Tunggu disini aja.” Cengir Kak Sam kegirangan dan menyuruhku untuk menunggunya di bangku depan wc

“Mati deh, kenapa aku musti kesini lagi. Setelah hantu itu menggangguku dan pernyataanku yang tidak ingin menemaninya ke wc” gumamku dalam hati

Disini aku hanya menunduk, sampai menunggu Kak Sam selesai. Tidak ada hal lain yang aku lakukan selain itu. Tak lupa aku belajar dari pengalaman dengan memegang bungkusan kecil pemberian Ayah, dengan erat di depanku.

“Dengan ini hantu apapun juga nggak akan mendekat untuk menggangguku lagi.” Pikirku mantap dan tak sadar kalau aku telah berbuat syirik dengan mempercayai azimat

10 menit aku menunggu dan akhirnya Kak Sam keluar juga, kenapa Surti tidak mau menampakan diri lagi padahal dalam hati aku sudah menunggunya untuk menujukan eksistensinya. Ah dangkal sekali pikirku setelah kejadian dan ketakutanku ini, aku tak sabar untuk menunggunya muncul lagi?. Dengan posisi yang sama sekali tak berubah aku menunduk sembari berjalan menuju ke rumah. 

“Nah kan nggak ada apa-apa? Udah nggak usah cengeng gitu.” Ucap Kak Sam menenangkanku

“Iya.” Jawabku ketus
Aku ingat akan perkataanku tadi yang seolah mempercayai keampuhan azimat, segera aku mengucap istighfar dan menyadari kesalahanku. 

"Mungkin membaca beberapa ayat akan membuatku tenang." pikirku, lalu mengambil Al Qur'an saku yang  memang selalu aku bawa kemana-mana tetapi baru aku ingat.  Mungkin jin menggangguku bukan hanya dari wujudnya saja tetapi mengajakku selalu lalai untuk mengingatNya.

Setelah rasa kantuk yang mulai menghinggapiku, segera aku menutup Al Qur'an lalu bergegas untuk tidur dan berharap mimpi indah setelah peristiwa yang menimpaku tadi. Aku tahu itu egois tetapi dengan semua ketakutan itu tak salah kan aku meminta hal sekecil ini. Setidaknya ketika menyantap makanan utama yang kurang enak, selayaknya di tutup dengan desert yang lezat bukan? Hal itu untuk menutupi kekurangan santap malam walaupun sedikit.



Bersambung
Baca selengkapnya