Kedua manusia itu tengah berbincang-bincang sembari makan nasi goreng yang berada diwarung seberang jalan.
“Kau menyukai senja?” tanya Faris lantas menyeruput
es teh yang ia pesan.
“Kak Faris tau darimana?” Aini cukup terkejut,
karena hanya Dinda saja yang tau akan hal ini. Apa jangan-jangan Kak Faris yang
mengirim surat kemarin? batin Aini.
“Aku tau dari Dimas” jawab Faris. Aini mengangguk,
berarti surat itu bukan dari Kak Faris, tapi Kak Dimas. Simpul gadis itu.
“Kak Dimas pasti dikasih tau Dinda,” ujar Aini
“Mungkin. Dimas juga sepertinya sangat menyukaimu,
Ai.” Aini hanya tersenyum tipis, tidak ada niat untuk membalas ucapan dari
Faris.
“Motorku mungkin sudah selesai. Aku akan mengambilnya, kau disini nanti
aku antar pulang,” ujar Faris kemudian. Ia lantas bangkit dari duduknya,
membayar makanan lebih dulu, kemudian ia mengambil motornya.
***
Setelah selesai menunaikan shalat isya’, Aini menata
buku yang akan digunakan besok. Ia menemukan sepucuk kertas jingga sama seperti
kemarin yang terselip pada buku paket biologi miliknya.
Jika
jiwa ini terbang terbawa oleh angin
Lantas
hilang ditelan bumi tanpa jejak
Perasaan
yang ada akan tetap sama padamu
Kau,
seseorang yang hanya dapat kupeluk dalam mimpi
Meski
begitu, aku sudah sangat bahagia
Terima
Kasih untuk hari ini, Aini Az Zahra ...
From:
Pangeran ‘senja’ mu
Gadis itu tersenyum untuk kesekian kalinya. Siapa
gerangan orang ini? Kak Dimas kah? Dan apa maksud kalimat terakhir yang
tertulis disana? -Terimakasih untuk hari ini- Bukankah seharian ini aku bersama
dengan Kak Faris? Pikir Aini bingung.
Bersambung ...
Bagikan
Senja dalam Setia (Bagian 6)
4/
5
Oleh
Nina Fitriani
Kritik dan Saran anda sangat dibutuhkan demi kemajuan blog kami..