Senja dalam Setia (Bagian 6)

Senja dalam Setia (Bagian 6)

 Kedua manusia itu tengah berbincang-bincang sembari makan nasi goreng yang berada diwarung seberang jalan.
 
“Kau menyukai senja?” tanya Faris lantas menyeruput es teh yang ia pesan.

“Kak Faris tau darimana?” Aini cukup terkejut, karena hanya Dinda saja yang tau akan hal ini. Apa jangan-jangan Kak Faris yang mengirim surat kemarin? batin Aini.

“Aku tau dari Dimas” jawab Faris. Aini mengangguk, berarti surat itu bukan dari Kak Faris, tapi Kak Dimas. Simpul gadis itu.

“Kak Dimas pasti dikasih tau Dinda,” ujar Aini

“Mungkin. Dimas juga sepertinya sangat menyukaimu, Ai.” Aini hanya tersenyum tipis, tidak ada niat untuk membalas ucapan dari Faris.

“Motorku mungkin sudah selesai. Aku akan mengambilnya, kau disini nanti aku antar pulang,” ujar Faris kemudian. Ia lantas bangkit dari duduknya, membayar makanan lebih dulu, kemudian ia mengambil motornya.

***

Setelah selesai menunaikan shalat isya’, Aini menata buku yang akan digunakan besok. Ia menemukan sepucuk kertas jingga sama seperti kemarin yang terselip pada buku paket biologi miliknya.

Jika jiwa ini terbang terbawa oleh angin

Lantas hilang ditelan bumi tanpa jejak

Perasaan yang ada akan tetap sama padamu

Kau, seseorang yang hanya dapat kupeluk dalam mimpi

Meski begitu, aku sudah sangat bahagia

Terima Kasih untuk hari ini, Aini Az Zahra ...

From: Pangeran ‘senja’ mu

Gadis itu tersenyum untuk kesekian kalinya. Siapa gerangan orang ini? Kak Dimas kah? Dan apa maksud kalimat terakhir yang tertulis disana? -Terimakasih untuk hari ini- Bukankah seharian ini aku bersama dengan Kak Faris? Pikir Aini bingung.

Bersambung ...

Bagikan

Jangan lewatkan

Senja dalam Setia (Bagian 6)
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Tertarik mengikuti Catatan Senja dan artikel tentang tips menulis, ngoblog, dan sastra terbaru? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

Kritik dan Saran anda sangat dibutuhkan demi kemajuan blog kami..