Januari dan Khayalan Nyata (Bagian 1.5)

Januari dan Khayalan Nyata (Bagian 1.5)


“Kenapa sih kak? Kan tadi kalau bapak tua itu jelasin ,semuanya jadi jelas.”  Jawabku sambil mencoba menenangkan diri.

“ Sebenarnya kakak juga penasaran  Jun, tapi mikir juga kali. Kalau kita semakin banyak tanya bisa2 kita ga jadi kemasjid itu, karna udah parno duluan. Padahal niat kita kan cuma untuk ibadah dan istirahat sebentar lagian kalau kita ngga ganggu mereka pasti mereka juga ngga bakal ganggu kita kok Jun.” Balas kakak dengan wajah tampak serius lurus kedepan.

Dalam hati sebenarnya aku masih sangat penasaran dengan pernyataan anak muda itu, mungkin yang ia maksud banyak belis itu disekitar sumur tua yang kakek bilang tadi tetapi setelah mendengarkan penjelasan kak sam aku menjadi sedikit lebih tenang dan mencoba melupakan pernyataan anak muda itu.


***

Setelah beberapa menit perjalanan sesuai arahan kakek tua tadi, akhirnya kita memasuki suatu desa yang sedikit agak ramai beda dengan desa sepi yang kita lewati tadi. Tampak dari kejauhan aku melihat mushola kecil bercat hijau dengan para warga desa yang sepertinya akan menunaikan shalat dhuhur memasuki mushola itu, lega rasanya melihat itu.

“ Sepertinya kita sudah sampai kak, itu musholanya. Ternyata nggak menyeramkan seperti yang aku pikirkan hehe.” Ujarku sambil menunjukan jari kearah masjid itu.

“Iya benar juga kau Jun, kakak juga lega liat rombongan warga itu setelah kejadian tadi.” Balas kak Sam lalu melihat jam tangannya.
“ Ayo jun turun udah jam 12 ternyata.” Ajak kak Sam sambil membuka pintu mobil.
Setelah turun dari mobil, lalu aku berjalan menuju beranda mushola sambil meluaskan pandanganku mencari sumur tua yang kakek bilang tadi. Ternyata memang ada sumur tua disebelah kiri belakang masjid dan sepertinya masih digunakan untuk menimba air karena ada ember lengkap dengan katrol yang masih menggantung diatas sumur.

“Akhirnya kita bisa istirahat ya Jun?” Jelas kak sam lalu membaringkan  badannya di beranda masjid.
“Iya kak akhirnya nemu juga mushola ini, aku ke wc dulu ya kak. Dari tadi nahan takut bocor entar hehe” Jawabku lari meninggalkan kak Sam di beranda dan menuju belakang mushola, siapa tahu ada wc disana.

Sekilas dari jendela samping mushola aku iseng melihat ke dalam mushola dan alangkah terkejutnya ketika aku menyadari tidak ada orang didalamnya. Tapi aku hiraukan saja bisa saja aku salah lihat, jelas-jelas tadi ada banyak orang yang masuk ke mushola. Akhirnya aku menemukan wc dan lantas aku lari menuju wc itu. Pintu wc tertutup rapat menandakan ada orang di dalamnya.

“Siapa di dalam? Gantian dong.” Tanyaku seru.
“Iya” jawab orang didalamnya.

Hampir 10 menit aku menunggu tetapi tidak ada tanda-tanda orang itu akan keluar. Karna sudah tidak sabar lagi lalu aku mengetuk pintu wc dengan keras dan meraih gagang pintu dengan maksud untuk membukanya kreekk kreek suara khas engsel pintu wc yang terbuka.



Bagikan

Jangan lewatkan

Januari dan Khayalan Nyata (Bagian 1.5)
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Tertarik mengikuti Catatan Senja dan artikel tentang tips menulis, ngoblog, dan sastra terbaru? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

Kritik dan Saran anda sangat dibutuhkan demi kemajuan blog kami..