kreekk kreek
suara khas engsel pintu wc yang terbuka. Keluar pemuda bertubuh jangkung dengan
pakaian koko putih putih yang spertinya seumuran dengan kak Sam.
“Sabar kenapa
dek !! untung udah selesai.” Bentak pemuda itu
“Iyaa, mas
aku minta maaf, soalnya udah ga tahan daripada buang sembarangan.” Jawabku
menunduk
Segera aku
masuk ke wc dan menghiraukan pemuda itu. perasaan bersalah menghinggapiku.
“Yah , tapi
dari pada nanti aku buang sembarangan nanti malah kena batunya.” Pikirku
“Hei, kamu
yang ada di dalam? Bukan warga sini ya?” terdengar suara pemuda bertubuh
jangkung itu dari luar.
“Iyaa mas,
maaf ya yang tadi nggak sengaja. Emang kenapa mas?” Teriaku dari dalam
“Ya pokoknya
kamu berdua jangan ganggu aja disekitar sini ya, kalau ngga pengin digangguin
juga sama penunggu sini yang jail.” Jawab pemuda itu
“Iya mas aku
udah tahu kok” seruku
“Lho kok
berdua ? apa dia tahu aku kesini berdua bersama kakak ya?” pikirku heran
“Lagian ente
udah ada yang lindungin.” Jawab pemuda berkoko itu
“Maksudnya
apa nih mas?” Tanyaku
“Kok tahu aku
kesini berdua mas?” seruku bingung
Entah kenapa
terlintas dibenakku tentang apa yang dimaksud pemuda itu adalah bungkusan putih
yang aku dan kak sam selalu bawa kemana-mana, tetapi aku tidak percaya dengan
hal-hal semacam itu mungkin yang dimaksud pemuda itu adalah kak sam yang
menjadi pelindungku. Setelah selesai aku berjalan menuju tempat Kak Sam
beristirahat dengan maksud untuk mengajaknya wudhu.
“Tuh kan
banyak orang, tadi itu cuman perasaanku aja.” Lega rasanya melihat ada orang di
dalam mushola setelah mengintip untuk kedua kalinya ke jendela samping mushola.
“Kak yuk
sholat dulu nanti lanjut makan.” Ajakku sambil membangunkan kak Sam yang
ternyata sedang tertidur
“Ayo kak
bangun cepet, ngejar waktu nih. Aku duluan ya?” Teriakku seru
“Iya, ayo.”
Jawab kak Sam sambil mencoba bangun dan mengikutiku menuju tempat wudhu
“Lho kak ini
tempat wudhunya.” Seruku menunjuk ke tempat wudhu
Aku bingung
ketika Kak Sam malah menuju sumur tua
yang katanya angker itu, karena teringat akan saran pemuda tadi aku langsung
menghampirinya dan menarik tangannya, takutnya Kak Sam mengganggu penunggu
sumur tua itu, walaupun aku pun tidak percaya si. Tapi untuk berjaga-jaga dan
demi kelancaran perjalanan sampai tiba di rumah kakek sebaiknya jangan banyak
tingkah pikirku.
“Aku tahu Kak
Sam pasti masih penasaran tentang sumur itu, lagian udah masuk dhuhur mbok ada
apa-apa.” Nasehatku
“Kak, kenapa
diem!!!!” teriakku seru karena ia tampak menunduk tidak ada respawn,
menghiraukan nasehat dan ajakku untuk meninggalkan sumur itu.
Tiba-tiba Kak Sam berbalik menghadapku dan menghapiriku dengan kepala
yang masih menunduk kemudian menatapku tajam, sontak aku terkejut ketika
melihat wajah Kak Sam yang semakin mengeriput dan nampak berubah wujud
menyerupai kakek tua yang aku dan kak Sam temui tadi. Aku bermaksud untuk
berlari dan meminta pertolongan kepada pemuda tadi yang sepertinya ada masih
disini atau siap saja. Tetapi apa daya , semua anggota tubuhku tiba-tiba
merinding dan tidak bisa digerakan, lalu aku mencoba berteriak tetapi mulut ini
kaku tidak bisa digerakan. Aku mencoba untuk lari sekuat tenaga tetapi percuma
saja karena yang aku lakukan hanyalah lari di tempat.
“Wis tek omongi ojo ngganggu tapi koe ndableg ya? Koe ora percaya aku
ana? Ora percaya dunia gaib? Saiki koe percaya mbok nek aku wis wujud?
Hahahaaha”( Sudah aku bilangin jangan ganggu tetapi masih bandel aja ya? Kamu
tidak percaya aku ada? Tidak percaya dunia gaib? Sekarang kamu percaya kan
setelah aku menampakan diri?) Suara kakek-kakek tua dengan logat jawa itu
seakan menggema di telingaku.
Aku mencoba menyangkal semua apa yang aku lihat dan aku dengar saat
ini, walaupun sebenarnya aku percaya ghaib itu ada akan tetapi kenapa mereka
bisa mempunyai kekuatan sebesar ini untuk mengendalikan tubuh manusia? Wallahu
A’lam. Lalu aku mulai membaca Ayat
Kursi, akhirnya kakiku bisa digerakkan juga aku mengambil kesempatan ini untuk
lari meminta tolong pada orang sekitar.
“Kakangmu kui dikandahi ojo cokan ganggu, sing kayak aku kuwe ana urip
neng sekitar kowe” Bentak kakek tua itu
Next >> Januari dan Khayalan Nyata Bagian 3
Bagikan
Januari dan Khayalan Nyata (Bagian 2)
4/
5
Oleh
Mrious
Kritik dan Saran anda sangat dibutuhkan demi kemajuan blog kami..