Januari dan Khayalan Nyata (Bagian 2)

Januari dan Khayalan Nyata (Bagian 2)



kreekk kreek suara khas engsel pintu wc yang terbuka. Keluar pemuda bertubuh jangkung dengan pakaian koko putih putih yang spertinya seumuran dengan kak Sam.

“Sabar kenapa dek !! untung udah selesai.” Bentak pemuda itu

“Iyaa, mas aku minta maaf, soalnya udah ga tahan daripada buang sembarangan.” Jawabku menunduk
Segera aku masuk ke wc dan menghiraukan pemuda itu. perasaan bersalah menghinggapiku.

“Yah , tapi dari pada nanti aku buang sembarangan nanti malah kena batunya.” Pikirku

“Hei, kamu yang ada di dalam? Bukan warga sini ya?” terdengar suara pemuda bertubuh jangkung itu dari luar.

“Iyaa mas, maaf ya yang tadi nggak sengaja. Emang kenapa mas?” Teriaku dari dalam

“Ya pokoknya kamu berdua jangan ganggu aja disekitar sini ya, kalau ngga pengin digangguin juga sama penunggu sini yang jail.” Jawab pemuda itu

“Iya mas aku udah tahu kok” seruku

“Lho kok berdua ? apa dia tahu aku kesini berdua bersama kakak ya?” pikirku heran

“Lagian ente udah ada yang lindungin.” Jawab pemuda berkoko itu

“Maksudnya apa nih mas?” Tanyaku

“Kok tahu aku kesini berdua mas?” seruku bingung

Entah kenapa terlintas dibenakku tentang apa yang dimaksud pemuda itu adalah bungkusan putih yang aku dan kak sam selalu bawa kemana-mana, tetapi aku tidak percaya dengan hal-hal semacam itu mungkin yang dimaksud pemuda itu adalah kak sam yang menjadi pelindungku. Setelah selesai aku berjalan menuju tempat Kak Sam beristirahat dengan maksud untuk mengajaknya wudhu.

“Tuh kan banyak orang, tadi itu cuman perasaanku aja.” Lega rasanya melihat ada orang di dalam mushola setelah mengintip untuk kedua kalinya ke jendela samping mushola.

“Kak yuk sholat dulu nanti lanjut makan.” Ajakku sambil membangunkan kak Sam yang ternyata sedang tertidur

“Ayo kak bangun cepet, ngejar waktu nih. Aku duluan ya?” Teriakku seru

“Iya, ayo.” Jawab kak Sam sambil mencoba bangun dan mengikutiku menuju tempat wudhu

“Lho kak ini tempat wudhunya.” Seruku menunjuk ke tempat wudhu

Aku bingung ketika Kak  Sam malah menuju sumur tua yang katanya angker itu, karena teringat akan saran pemuda tadi aku langsung menghampirinya dan menarik tangannya, takutnya Kak Sam mengganggu penunggu sumur tua itu, walaupun aku pun tidak percaya si. Tapi untuk berjaga-jaga dan demi kelancaran perjalanan sampai tiba di rumah kakek sebaiknya jangan banyak tingkah pikirku.

“Aku tahu Kak Sam pasti masih penasaran tentang sumur itu, lagian udah masuk dhuhur mbok ada apa-apa.” Nasehatku  

“Kak, kenapa diem!!!!” teriakku seru karena ia tampak menunduk tidak ada respawn, menghiraukan nasehat dan ajakku untuk meninggalkan sumur itu.

Tiba-tiba Kak Sam berbalik menghadapku dan menghapiriku dengan kepala yang masih menunduk kemudian menatapku tajam, sontak aku terkejut ketika melihat wajah Kak Sam yang semakin mengeriput dan nampak berubah wujud menyerupai kakek tua yang aku dan kak Sam temui tadi. Aku bermaksud untuk berlari dan meminta pertolongan kepada pemuda tadi yang sepertinya ada masih disini atau siap saja. Tetapi apa daya , semua anggota tubuhku tiba-tiba merinding dan tidak bisa digerakan, lalu aku mencoba berteriak tetapi mulut ini kaku tidak bisa digerakan. Aku mencoba untuk lari sekuat tenaga tetapi percuma saja karena yang aku lakukan hanyalah lari di tempat.

“Wis tek omongi ojo ngganggu tapi koe ndableg ya? Koe ora percaya aku ana? Ora percaya dunia gaib? Saiki koe percaya mbok nek aku wis wujud? Hahahaaha”( Sudah aku bilangin jangan ganggu tetapi masih bandel aja ya? Kamu tidak percaya aku ada? Tidak percaya dunia gaib? Sekarang kamu percaya kan setelah aku menampakan diri?) Suara kakek-kakek tua dengan logat jawa itu seakan menggema di telingaku.

Aku mencoba menyangkal semua apa yang aku lihat dan aku dengar saat ini, walaupun sebenarnya aku percaya ghaib itu ada akan tetapi kenapa mereka bisa mempunyai kekuatan sebesar ini untuk mengendalikan tubuh manusia? Wallahu A’lam.  Lalu aku mulai membaca Ayat Kursi, akhirnya kakiku bisa digerakkan juga aku mengambil kesempatan ini untuk lari meminta tolong pada orang sekitar.

“Kakangmu kui dikandahi ojo cokan ganggu, sing kayak aku kuwe ana urip neng sekitar kowe” Bentak kakek tua itu

Dengan perasaan campur aduk aku langsung menuju ke depan masjid, tiba-tiba pandanganku kabur dan aku pingsan.

Next >> Januari dan Khayalan Nyata Bagian 3

Bagikan

Jangan lewatkan

Januari dan Khayalan Nyata (Bagian 2)
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Tertarik mengikuti Catatan Senja dan artikel tentang tips menulis, ngoblog, dan sastra terbaru? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

Kritik dan Saran anda sangat dibutuhkan demi kemajuan blog kami..