Pengagum Rahasia
Pengagum Rahasia
Tiga hal yang membuat bahagia seorang murid sekolah adalah: tanggal merah, pulang gasik, dan jam kosong. Begitupun dengan hari ini, lebih dari empat jam semuanya kosong. Meskipun tetap ada tugas yang harus dikerjakan, tapi yang namanya murid, hanya satu dua orang saja yang mengerjakan, yang lain mencontek bersama.
Dua jam pertama adalah
tugas Bahasa Inggris, dan sudah bisa dipastikan aku akan masuk dalam golongan
pencontek. Karena memang, diantara semua pelajaran, aku sangat payah dan lemah
dimapel itu. Di dua jam terakhir, kami mendapat tugas agama. Dan disinilah
peranku dimulai. Aku menjadi pusat contekan semua teman satu kelas. Sosokku
yang mereka anggap paling alim diantara semuanya, dan sosokku yang paling tidak
suka neko-neko kadang membuat teman-temanku selalu memanggilku dengan sebutan
“Bu Haji”. Sebutan yang selalu aku amini didalam hati.
Aku masih sibuk
mengerjakan tugas-tugas yang lumayan banyak itu dengan beberapa teman-temanku.
Yang lain, mereka sibuk bercanda. Ada yang ngrumpi dibelakang, ada yang tidur,
ada yang nonton film, ada juga yang masih menyempatkan diri pacaran dipojok
kursi kelas. Suasana masa SMA yang pasti dialami oleh semua anak termasuk
diriku.
Dan begitulah, setelah
tugasku selesai, semua pasukan pencontek berkumpul, membentuk beberapa kelompok
lantas melingkar. Duduk bersama diatas lantai sembari menyalin tugas yang kami
kerjakan. Entahlah, bukuku ada disebelah mana, karena disini ada tiga kelompok
pencontek. Satu kelompok yang isinya laki-laki semua, satu lagi kelompok yang
isinya perempuan, dan yang satunya
lagi kelompok campuran. Ada yang laki-laki
maupun perempuan.
“An, terusin nonton
film kemarin, yuk.” ajak Nita.
“Ayo. Di, pinjem
laptopmu ya?” ujarku pada Adi yang kini masih sibuk menyalin tugas.
“Ya. Ambil aja ditas.
Itu baterainya tinggal setengah. Nanti sambil dicharger aja,” jawab Adi. Aku
mengangguk, lantas mengambil laptopnya didalam tas. Kami lantas nonton film
Assalamualaikum Beijing, yang diadaptasi dari novel yang berjudul sama, karya
nya Asma Nadia. Seorang penulis terkenal Indonesia dan juga salah satu penulis
favoritku setelah Habiburrahman El-Sherazy.
***
I hope you faithful for
me. Because, i always love you
Aku cukup terpaku
dengan kalimat Bahasa Inggris yang tertulis dibelakang buku agamaku dengan
tinta warna merah. Aku baru menyadarinya setelah bukuku tadi dipinjam untuk
dicontek. Yang aku tau, bukuku dicontek oleh kumpulan anak laki-laki dibelakang
sana. Pasti ada yang iseng. Pikirku.
Tapi ternyata hatiku terlalu kepo untuk
mengetahui siapa penulis kalimat itu. Yang aku tau, diantara semua siswa, yang
paling menonjol dalam mapel Bahasa Inggris adalah Adi. Dan, kenapa feelingku
menyatakan bahwa dialah orangnya? Bukan hanya alasan itu, karena jujur, aku
sengaja meminjam buku catatan milik Adi untuk mencocokkan kesamaan tulisan yang
ada dibelakang buku agamaku itu. Dan ternyata, hasilnya mirip. Bingo! Apa dia
pengangum rahasiaku??
END_
Nina Fitriani