Dua Lampu Suci


Cahaya senja telah usai menunggu esok menyapa sang fajar. Saat rentan waktu itu aku tersadar, ada cahaya lain selain kalian. Hingga sampai kepada masa bertuankan keegoisan, disitu ada penyesalan.

Puisi Dua Lampu Suci


Dua Lampu Suci



Ada dua lampu dalam hidupku
Yang satu suci nyalanya terang
Lainnya redup kini tak bertuan
Walaupun begitu kalian selalu akur
Tak pernah iri akan perhatianku

Nyala terang selalu memanggil ketika senja usai
Nyala redup memohon saat aku menguap
Walaupun bisa kapan saja aku mematikanmu
Tetapi kau selalu hidup saat aku membutuhkan jasamu
Kau ada bersanding dengan terang rembulan
Cahayamu menerangi dunia sekitar
Melindungi setiap insan

Saat aku membutuhkan kedua sinarmu, kau selalu hadir
Hadir pada saat yang tepat
Mencairkan suasana jiwa yang gelap
Yang kerap menggerogoti jiwaku

Sampai tiba dimana masa mengikis terangmu
Jikalau redup tentu bukan salahmu
Jikalau mati sampai hati aku pecahkan
Aku akan kesepian
Menunggu hadirmu menemaniku kembali

Dulu kau ada saat kegelapan melanda
Dulu kau hadir saat ketakutan meraja
Sekarang sirna ditelan masa
Sungguh bodohnya aku
Saat dunia terang aku selalu mengacuhkanmu
Saat gelap aku membutuhkanmu
Betapa egoisnya aku

Tiba saatnya dunia gelap gulita
Tampak semuanya meraba
Itukah yang kalian inginkan
Bentuk penghakiman akan keegoisanku


Karya : Mushanif Ramdany,
Purwokerto
 

Bagikan

Jangan lewatkan

Dua Lampu Suci
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Tertarik mengikuti Catatan Senja dan artikel tentang tips menulis, ngoblog, dan sastra terbaru? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

Kritik dan Saran anda sangat dibutuhkan demi kemajuan blog kami..