Teringat sesuatu, Aini lantas bergegas masuk ke
kamar untuk mengambil sesuatu. Setelah mendapatkannya, ia lantas kembali lagi.
Sebuah buku yang cukup tebal dengan latar belakang warna orange kini sudah
berada ditangan gadis itu.
-Cinta itu bukan pilihan, tapi ketidaksengajaan. Itu
bisa menjadi sakit, ketika kau memilih untuk berkorban demi cinta. Seperti
matahari yang menenggelamkan dirinya untuk sang rembulan. Awalnya memang
terlihat indah, tapi kau tidak pernah tau jika matahari mungkin tengah menangis
dalam diamnya- Senja dalam Setia...
Gadis itu tersenyum kecil ketika membaca kutipan
dicover belakang novel tersebut. Novel yang pernah diberikan oleh Dimas lima
bulan yang lalu. Jika bisa diibaratkan, Dimas adalah matahari, Faris adalah rembulan,
dan Aini adalah bintang. Matahari yang menyukai bintang dan rembulan yang juga
menyukai bintang. Tapi matahari tau, jika ia tidak akan pernah bisa bersama bintang
digelapnya malam. Matahari memilih untuk tenggelam, dan membiarkan rembulan
untuk bersama bintang. Indah memang pada awalnya, karena semua itu disaksikan
oleh senja yang menawan. Tapi tidak bagi matahari, mungkin ia menyimpan
sakitnya dalam diam agar tak membuat rembulan bersedih dan selalu menjadi teman
meskipun ada perbedaan dan pengorbanan.
Dimas memang pernah menjabarkan arti itu sebelumnya,
tapi kini Aini baru benar-benar paham apa maksud dari kutipan itu.
Kini hubungan Aini dan Faris tengah memasuki bulan
ke tiga. Gadis itu sudah kelas dua belas sekarang. Mereka berdua memutuskan
untuk menjalankan LDR, karena kini Faris tengah menjalankan studi S1 nya di tanah
perantauan yang jauh. Jika dulu Dimas dan Faris selalu satu sekolah bahkan satu
kelas dari SMP, kini mereka berdua telah berpisah dengan masa depan
masing-masing.
Drrttt drrtt.. ada pesan masuk dari ponsel gadis itu
yang sengaja ia taruh diatas balkon kamar.
From: Pangeran ‘senja’ ku
Pasti sekarang tengah melihat senja diatas balkon
kamarmu. Jangan lupa makan, dan segeralah masuk kamar. Udara sore menjelang
malam tidak begitu baik. Aku merindukanmu, Aini ku.
Gadis itu tersenyum setelah membaca pesan dari pangeran senjanya yang tak lain adalah Faris. Ia lantas mengetikkan sesuatu untuk membalas pesan itu.
To: Pangeran ‘senja’ ku
Dasar sok tau. Baiklah aku mengerti pangeran senja
yang super bawel. Aku juga sangat merindukanmu.
Senja memang menyimpan banyak misteri didalamnya. Ia
bisa diartikan lambang kebahagiaan dan juga kepahitan. Tapi bagi Aini, senja
adalah proses. Proses dimana mengajarkan ia banyak hal tentang hidup ini. Senja
adalah penutup dari segala masalah dan senja adalah tempat pengadu yang sangat
bijaksana.
Kak Faris, aku akan menunggumu. Menunggu bersama
senja yang selalu mengingatkanku akan dirimu. Yang selalu dapat mengikis rindu
yang menggebu padamu. Senja dalam Setia...
END
Bagikan
Senja dalam Setia (Bagian 12) END
4/
5
Oleh
Nina Fitriani
Kritik dan Saran anda sangat dibutuhkan demi kemajuan blog kami..