Januari dan Khayalan Nyata (Bagian 8)


Januari dan Khayalan Nyata (Bagian 8)

Setelah rasa kantuk yang mulai menghinggapiku, segera aku menutup Al Qur'an lalu bergegas untuk tidur dan berharap mimpi indah setelah peristiwa yang menimpaku tadi. Aku tahu itu egois tetapi dengan semua ketakutan itu tak salah kan aku meminta hal sekecil ini. Setidaknya ketika menyantap makanan utama yang kurang enak, selayaknya di tutup dengan desert yang lezat bukan? Hal itu untuk menutupi kekurangan santap malam walaupun sedikit.

Allahu Akbar.....Allahu Akbar
Kumandang adzan subuh dan sahutan ayam membuatku terbangun. Aku lihat Kak Sam tidak ada di tempatnya mungkin sudah ke belakang, tetapi nggak kayak biasanya dia nggak bangunin aku subuh begini pikirku.

“Alhamdulillah tidak ada mimpi buruk dan si kembar.” Gumamku dalam hati girang karena bisa tidur nyenyak malam ini walaupun cuman sebentar saja

Lantas aku keluar dari kamar dengan maksud untuk melaksanakan sholat subuh di tempat sholat yang ada di rumah, aku tidak kuat untuk berjalan ke Masjid karena pasti udara di luar sangat dingin dan juga ogah melewati batu besar itu sendirian. Segelas air putih yang ada di poci meja makan membuatku terasa segar kembali dan siap menatap hari esok.

“Eh Kak Jun udah bangun.” sapa Astri dari belakang

“Iya nih As, panggil Jun aja. Kita kan beda 1 tahun doang.” Jawabku

“Siap Jun, mana Kak Sam? belum keluar?” tanya Astri

“Oh Kak Sam mungkin dia sudah ada di belakang, soalnya aku bangun dia udah nggak ada di kamar.” Jelasku padanya

Setelah perbincangan tadi usai lalu kami berjalan bersama menuju padasan/tempat wudhu, untuk berwudhu dan selanjutnya sholat berjamaah dengan kakek yang sudah menunggu kami di pesolatan/tempat sholat. 
“Lho Kak Sam mana kek?” tanyaku bingung karena tidak mendapati Kak Sam di pesolatan
“Iya Kek tadi di kamar juga tidak ada?” lanjut Astri

“Sudah-sudah kita laksanakan kewajiban dulu, mungkin dia pergi ke Masjid.” Jelas Kakek

“Iya Kek” jawabku
Seusai melaksanakan sholat dan berdoa, aku menyiapakan seragam SMP ku dan perlengkapan lainnya yang masih ada di tas/koper. Sedangkan Astri yang akan menyiapkan sarapan untuk kami. Jam sudah menunjukan pukul ½ 6 tetapi tidak ada tanda-tanda Kak Sam pulang. Aku mulai was-was khawatir terjadi apa-apa kepadanya, akan tetapi aku mulai menenangkan diri dan berfikir positif.

“Ah palingan lagi jalan-jalan pagi” pikirku
Akhirnya semua perlengkapan sekolah dan seragam pun sudah siap, aku menuju ke meja makan untuk sarapan. Hmm tempe goreng dan tumis kangkung menjadi santap pagiku bersama Kakek dan Astri. Setelah makan aku mengambil handuk dan sikat gigi di tas untuk mandi, ketiak baru berjalan menuju keluar kamar aku mendengar suara orang bertamu.
“Tok...tok...tok, Assalamuala’ikum.” Suara orang mengetuk pintu depan

“Nah kan itu kak Sam udah pulang.” Tebakku dalam hati

Aku berjalan ke depan bermaksud untuk membukakannya pintu.

“Kemana aja si Kak...., eh Ali ada apa?” ternyata Ali yang duduk dan menunggu di depan
Tebakkan ku salah ternyata Ali yang mengetok pintu depan dan sepertinya mengajakku untuk berangkat ke sekolah bersama.
  
“Hoalah kamu belum siap-siap juga? Yok katanya berangkat bareng.” Jelas Ali

“Udah kok tenang komandan tinggal mandi aja yang belum hehe, eh iya kamu tadi di Masjid liat Kak Sam nggak?” tanyaku serius

“Makanya dari tadi kayak ada bau-bau ikan laut ya hehe. Aku tadi nggak liat dia sholat berjamaah di Masjid kok” jawab Ali menjelaskan bahwa ia tidak melihat Kak Sam di masjid
“Lho kirain Kak Sam sholat di masjid, tadi subuh udah ngga ada di rumah. Ya sudah aku mandi dulu” aku bingung ketika mendengar pernyataan Ali

Aku berjalan ke dalam meninggalkan Ali untuk mandi.

"Kalau nggak ada di masjid terus kemana dong? tas belum di beresi dan mobil aja masih ada di depan rumah." pikirku bingung

Setelah selesai mandi, aku bergegas untuk memakai seragam karena nggak enak sama Ali yang sudah lama menunggu. Ketika aku melewati gudang, serasa ada orang di dalamnya yang teriak lirih meminta tolong tetapi aku hiraukan saja karena mungkin aku salah dengar. Terdengar kedua kalinya suara minta tolong, aku langsung berbalik badan dan menghampiri gudang itu.

Bersambung

Bagikan

Jangan lewatkan

Januari dan Khayalan Nyata (Bagian 8)
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Tertarik mengikuti Catatan Senja dan artikel tentang tips menulis, ngoblog, dan sastra terbaru? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

Kritik dan Saran anda sangat dibutuhkan demi kemajuan blog kami..