Januari dan Khayalan Nyata (Bagian 4)

Januari dan Khayalan Nyata Bagian 4
“Ah bapak bercanda nih jelas-jelas....Lho kok?” Tiba-tiba pemuda itu menghilang seakan diterpa angin.

“Yang penting jangan sampai ganggu aja udah, oke bapak tinggal ke mushola dulu” jawab pak Jamal lalu masuk kedalam mushola.

Kak Sam memberi tanda kepadaku agar segera masuk ke dalam mobil  untuk melanjutkan perjalanan. Kejadian tadi membuatku sadar kalau alam lain itu ada dan berdampingan dengan alam ini.

“Lupakan yang tadi, mending kita fokus aja ke perjalanan Jun.” Ujar Kak Sam

Aku hanya mengangguk dan mencoba memejamkan mata, berharap perjalanan lancar dan setelah bangun nanti kami sudah sampai di Rumah Kakek.

***
“Bangun Jun udah sampai nih Alhamdulillah.” Ujar Kak Sam membangunkanku

“Alhamdulillah.” Jawabku bersyukur karena sampai dengan selamat dan tepat waktu.

Rumah Kakek tidak terlalu banyak berubah setelah beberapa tahun ini aku tidak mengunjungi beliau. Hanya saja aku masih penasaran dengan rumah yang sepertinya sudah tak berpenghuni di samping  Rumah Kakek , seingatku dulu di rumah itu ditinggali oleh Pak Sudari beserta keluarganya. Aku sering main dengan anak beliau yang sebaya denganku sebelum aku dan Kak Sam di jemput oleh Ayah untuk kembali ke rumah. Terlihat perempuan cantik berkerudung hitam keluar dari rumah kakek lalu memanggil kami.

“Kak Sam, Jun siniii masuk” Teriak perempuan itu. Aku tebak itu adalah Astri  yang ternyata sekarang sudah besar dan mungkin sebaya denganku sekarang.

“Iya Astri Assalamualaikum” Jawab kami kompak lalu masuk kedalam rumah kakek

“Waalaikumsalam, udah lama nggak ketemu sekarang udah pada tambah cakep aja nih kakak adik” Ledek Astri

“Ah kamu juga padahal , jadi cantik hehe. lagian sekarang kamu lebih tinggi dari aku yang sekarang.” Balasku

Kak Sam hanya cengar-cengir melihat tingkah kami yang saling meledek. Lalu kami duduk di sofa dalam rumah sambil beristirahat. Segelas teh manis yang dibuat oleh Astri menjadi tanda awal percakapan kami.

“Astri, apa kabar? By the way tehnya mantep lho hehe” Tanya Kak Sam

“Baik Alhamdulillah Kalau Kak Sam dan Jun si?, hehe kalau mau nambah bilang ya Kak nggak usah sungkan” Jawab Astri

“Kami baik Alhamdulillah,Oh iya Kakek gimana kabarnya kok nggak kelihatan?” Jawabku

“Oh kalau Kakek masih di kebun sebentar lagi juga pulang ” Ujar astri

Setelah beberapa menit berbincang-bincang lalu kami diarahkan ke kamar yang akan dipakai olehku dan Kak Sam untuk sementara mengingat Kak Sam akan kembali ke kota untuk bekerja. Bosan rasanya diam di kamar sementara Kak Sam sibuk dengan gadget barunya, aku iseng berkeliling rumah untuk melihat-lihat. Ternyata rumah ini tidak banyak mengalami perubahan hanya dinding yang sekarang sudah cat dan lantai berkeramik, selain itu tidak ada lagi. Lukisan kuno koleksi kakek yang dinding, pusaka, batu dan lain-lain masih rapi di tempatnya masing-masing, juga gudang misterius yang dibiarkan kosong dan terkunci rapat masih ada.

“Eh Kakek baru pulang berkebun Kek?” Tanyaku kepada kakek yang masuk dari pintu belakang

“Iya inih habis dari kebun, ternyata udah besar sekarang ya kamu mungkin seumuran dengan Samiran dulu, Oh iya dimana Samiran?”  Jawab Kak Sam mencari keberadaan Kak Sam

Memang dari dulu Kak Sam dan Kakek sangat akrab, tetapi tidak denganku karena aku menganggap beliau menyeramkan dan misterius. Dulu Kakek menganggap aku punya bakat terpendam dan akan muncul suatu saat nanti. Beliau juga menceritakan hal-hal ghaib saat bersamaku padahal waktu itu aku masih kecil, jadi aku anggap semua itu adalah sebuah dongeng yang diceritakan oleh kakek. Mungkin sekarang saat yang tepat untuk mencoba akrab dan bicara dengan beliau.



Bagikan

Jangan lewatkan

Januari dan Khayalan Nyata (Bagian 4)
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Tertarik mengikuti Catatan Senja dan artikel tentang tips menulis, ngoblog, dan sastra terbaru? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

Kritik dan Saran anda sangat dibutuhkan demi kemajuan blog kami..