“Ah bapak bercanda nih jelas-jelas....Lho kok?”
Tiba-tiba pemuda itu menghilang seakan diterpa angin.
“Iya inih habis dari kebun, ternyata udah besar sekarang ya kamu mungkin seumuran dengan Samiran dulu, Oh iya dimana Samiran?” Jawab Kak Sam mencari keberadaan Kak Sam
“Yang penting jangan sampai ganggu aja udah, oke bapak
tinggal ke mushola dulu” jawab pak Jamal lalu masuk kedalam mushola.
Kak Sam memberi tanda kepadaku agar segera masuk ke
dalam mobil untuk melanjutkan
perjalanan. Kejadian tadi membuatku sadar kalau alam lain itu ada dan
berdampingan dengan alam ini.
“Lupakan yang tadi, mending kita fokus aja ke perjalanan
Jun.” Ujar Kak Sam
Aku hanya mengangguk dan mencoba memejamkan mata,
berharap perjalanan lancar dan setelah bangun nanti kami sudah sampai di Rumah
Kakek.
***
“Bangun Jun udah sampai nih Alhamdulillah.” Ujar Kak Sam
membangunkanku
“Alhamdulillah.” Jawabku bersyukur karena sampai dengan
selamat dan tepat waktu.
Rumah Kakek tidak terlalu banyak berubah setelah
beberapa tahun ini aku tidak mengunjungi beliau. Hanya saja aku masih penasaran
dengan rumah yang sepertinya sudah tak berpenghuni di samping Rumah Kakek , seingatku dulu di rumah itu
ditinggali oleh Pak Sudari beserta keluarganya. Aku sering main dengan anak
beliau yang sebaya denganku sebelum aku dan Kak Sam di jemput oleh Ayah untuk
kembali ke rumah. Terlihat perempuan cantik berkerudung hitam keluar dari rumah
kakek lalu memanggil kami.
“Kak Sam, Jun siniii masuk” Teriak perempuan itu. Aku
tebak itu adalah Astri yang ternyata
sekarang sudah besar dan mungkin sebaya denganku sekarang.
“Iya Astri Assalamualaikum” Jawab kami kompak lalu masuk
kedalam rumah kakek
“Waalaikumsalam, udah lama nggak ketemu sekarang udah
pada tambah cakep aja nih kakak adik” Ledek Astri
“Ah kamu juga padahal , jadi cantik hehe. lagian
sekarang kamu lebih tinggi dari aku yang sekarang.” Balasku
Kak Sam hanya cengar-cengir melihat tingkah kami yang
saling meledek. Lalu kami duduk di sofa dalam rumah sambil beristirahat. Segelas
teh manis yang dibuat oleh Astri menjadi tanda awal percakapan kami.
“Astri, apa kabar? By the way tehnya mantep lho hehe”
Tanya Kak Sam
“Baik Alhamdulillah Kalau Kak Sam dan Jun si?, hehe
kalau mau nambah bilang ya Kak nggak usah sungkan” Jawab Astri
“Kami baik Alhamdulillah,Oh iya Kakek gimana kabarnya kok nggak
kelihatan?” Jawabku
“Oh kalau Kakek masih di kebun sebentar lagi juga pulang
” Ujar astri
Setelah beberapa menit berbincang-bincang lalu kami diarahkan
ke kamar yang akan dipakai olehku dan Kak Sam untuk sementara mengingat Kak Sam
akan kembali ke kota untuk bekerja. Bosan rasanya diam di kamar sementara Kak
Sam sibuk dengan gadget barunya, aku iseng berkeliling rumah untuk melihat-lihat.
Ternyata rumah ini tidak banyak mengalami perubahan hanya dinding yang sekarang
sudah cat dan lantai berkeramik, selain itu tidak ada lagi. Lukisan kuno koleksi
kakek yang dinding, pusaka, batu dan lain-lain masih rapi di tempatnya
masing-masing, juga gudang misterius yang dibiarkan kosong dan terkunci rapat
masih ada.
“Eh Kakek baru pulang berkebun Kek?” Tanyaku kepada
kakek yang masuk dari pintu belakang
“Iya inih habis dari kebun, ternyata udah besar sekarang ya kamu mungkin seumuran dengan Samiran dulu, Oh iya dimana Samiran?” Jawab Kak Sam mencari keberadaan Kak Sam
Memang dari dulu Kak Sam dan Kakek sangat akrab, tetapi
tidak denganku karena aku menganggap beliau menyeramkan dan misterius. Dulu Kakek
menganggap aku punya bakat terpendam dan akan muncul suatu saat nanti. Beliau
juga menceritakan hal-hal ghaib saat bersamaku padahal waktu itu aku masih kecil,
jadi aku anggap semua itu adalah sebuah dongeng yang diceritakan oleh kakek. Mungkin
sekarang saat yang tepat untuk mencoba akrab dan bicara dengan beliau.
Next >>> Januari dan Khayalan Nyata Bagian 5
Bagikan
Januari dan Khayalan Nyata (Bagian 4)
4/
5
Oleh
Mrious
Kritik dan Saran anda sangat dibutuhkan demi kemajuan blog kami..