Ayah

Ayah, sosok yang tak kenal lelah menuai padi demi anak-anak tercinta. Ayah, sosok yang tak kenal lelah menuntun anaknya dalam menghadapi masalah yang sedang dihadapi. Ayah, bisakah kami membalas jasamu yang tak terhitung ini?


Ayah


Ayah


Engkau yang telah mengerti hitam
dan merah jalan ini.
Dimatamu masih tersimpan
Selaksa peristiwa.
Benturan dan hempasan terpahat

Di keningmu, kau tampak tua dan lelah.
Bahumu yg dulu kekar,
Lebam terbakar matahari,
Kini kurus dan terbungkuk.

Namun semangatmu tak pernah pudar,
Menuai padi Demi secuil nasi untuk kami.

Ayah dalam hening sepi ini kurindu.
Meski hanya jasa yang bersemayam disini.
Biarkan aku merindukanmu.
Walau tak terucap, aku merasa kesepian.
Karna Semangatku tersimpan dalam Doamu.

Ayah aku berjanji
Akan selalu ku kirimkan Doa untukmu
Seperti Doa yg selalu kau panjatkan untukku.
Sesungguhnya aku belum cukup berbakti kepadamu.

Ayah aku mohon maaf,
Atas keluputanku.
Yang ku sengaja maupun tak sengaja.
Tolong sinari kami dengan sinarnya Surga
Dengan seiringnya Doa kami.

Ayah aku sangat mencintaimu.


Karya : An-Nafi (NNR)

Bagikan

Jangan lewatkan

Ayah
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Tertarik mengikuti Catatan Senja dan artikel tentang tips menulis, ngoblog, dan sastra terbaru? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

Kritik dan Saran anda sangat dibutuhkan demi kemajuan blog kami..