Annabell & Annabelle

Dengan ini, saya sekalian sampaikan kalau Catatan Senja yang sebelumnya merambah ke dunia puisi, sekarang juga mencoba peruntungan di dunia tulis cerita. (Yeeeyyy)

Ya, cerita yang tentunya ditulis oleh saya (Bhima Yudha) juga dikarang oleh saya (Bhima Yudha) mengambil kehormatan untuk cerita yang pertama kali di post di sini. (Yeeeyyy)

Format cerita ini berbentuk cerbung atau cerita bersambung. Seperti sinetron, nantikan "episode" selanjutnya dari cerita ini di update-an yang akan mendatang. Mar sin leat an-drásta!


Annabell & Annabelle


Epilog :


Annabell dan Annabelle


Jika ada sesuatu yang indah di dunia ini, itulah dirinya. Jika ada sesuatu yang mempesona di dunia ini, itulah dirinya. Jika ada sesuatu yang cantik di dunia ini itulah dirinya.

Pujian - pujian itu setidaknya pernah selalu tertanam di hati gadis cantik yang kini tengah berbaring di ranjang megah; emas berkilau. Bak seorang dewi kecil yang baru terbangun oleh sinaran silau sang surya.

Dari sudut datangnya arah datangnya sinar silau nan lembut itu, berdirilah seorang wanita anggun tersenyum menghangatkan. Ia mengikat tirai yang selalu yang selalu menjadi hambatan untuk cahaya kemilau menyapa, lalu bergegas menghampiri gadis kecil yang menggemaskannya sedang meregangkan tangan - tangan mungilnya.


"Pagi Tuan Putri." Sapanya sembari duduk di atas ranjang gadis itu.
"Pagi, Ibu."


Wanita anggun itu pun terpaksa melupakan keanggunannya. Ia tahu, dirinya sama sekali tak tahan, tak dapat menahan melawan kemauan untuk mencubit pipi gadis kecil yang selalu merona itu.

Wanita anggun itu tertawa begitu pula dengan gadis berpipi merona itu. Jika sinaran mentari memiliki sebuah wajah, tentulah ia juga sangat bahagia melihat pemandangan yang menyentuh itu.

"Kamu memang selalu mempesona, Sayang." Pujinya selagi melepaskan cubitan gemasnya.
"Ibu selalu saja berkata begitu."

Dari sudut pandang pintu ruangan, diketuklah dengan lembut pintu yang tertutup. Bunyi ketukan menggema di seluruh ruangan dan takkan berhenti hingga seseorang mempersilahkannya masuk.


"Masuklah." Ucap wanita anggun.


Perlahan, perlahan dibukalah pintu kayu besar yang menghubungkan lorong dengan ruangan gadis kecil. Secara perlahan pun, sosok yang selama ini mengetuk - ngetuk pintu mulai terlihat. 

Seorang sosok tinggi besar; seorang pria gagah perlahan memasuki kamar gadis kecil yang mengejutkannya membawa senampan kue coklat yang nampak begitu lezat.


"Ayah!" seru gadis kecil bersemangat.
"Selamat ulang tahun, Sayang!" balas pria gagah itu dengan tersenyum lebar.




Bagikan

Jangan lewatkan

Annabell & Annabelle
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Tertarik mengikuti Catatan Senja dan artikel tentang tips menulis, ngoblog, dan sastra terbaru? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

Kritik dan Saran anda sangat dibutuhkan demi kemajuan blog kami..