Rindu Seorang Penyemangat

Sejuknya pagi, bukanlah sejuknya kebahagiaan. Indahnya senja, bukanlah indahnya ketentraman. Dinginnya malam, tak lebih dingin akan hatiku. Kurindukan hangatnya kebahagiaan, kurindukan hangatnya ketentraman. Kurindukan dirimu, seseorang yang menghangatkan hatiku.

Rindu Seorang Penyemangat

Rindu Seorang Penyemangat



Dering alarm di sepertiga malam
Membangunkanku dari tidur lelapku
Lalu terbesit keinginan dibenakku
Tuk sujud di hadapan Tuhanku

Heningnya malam itu membuatku semakin khusyu'
Hingga terdengar jelas isak tangisku
Lalu...
apa yg ku pinta dalam sujudku? 
Apa yang membuat air mata ini mengalir di pipiku?

Hidupku bak mulut tanpa enzim
Yang tak mungkin bisa bekerja dengan sempurna
Bak malam tanpa bintang
Yang tak mungkin bersinar dengan indah

Setelah mulut ini berbincang
Namun tak didengar
Setelah jemariku terus menari
Namun tak terbalas

Lalu..
Apa yang harus aku lakukan?
Merubah sikap dan kelakuanku?
Atau..
Aku akhiri saja kehidupanku?
Karena tak ada gunanya jika aku hidup tanpa seseorang disisiku

Namun..
Aku terus berfikir
Masih banyak cita - cita dan harapan
Yang belum ku dapat
Masih banyak orang disekitar
Yang harus aku bahagiakan

Hingga akhirnya aku sadar
Masih banyak kawan yg membuatku tersenyum
Yang membuatku tertawa lepas tanpa batas
Dan dengan merekalah aku bahagia
Dan dalam bahagiaku..
Aku terus meminta padaMu
Kirimkan pilihanMu tuk jadi penyemangatku
Tuk jadi pendengar keluh kesahku
Tuk mengerti smua keadaanku

Karna sesungguhnya aku rindu,
Ya.. Rindu!
Aku rindu seorang penyemangat,
Aku rindu seorang sahabat

Karya : Zuhrufatul Askhiya

Bagikan

Jangan lewatkan

Rindu Seorang Penyemangat
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Tertarik mengikuti Catatan Senja dan artikel tentang tips menulis, ngoblog, dan sastra terbaru? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

Kritik dan Saran anda sangat dibutuhkan demi kemajuan blog kami..