Senja itu indah. Dimana kita dapat melihat pergantian waktu dari terang menuju gelap. Dengan warna jingga yang membingkai diantara matahari yang kian lama kian menghilang diufuk Barat.
“Ai, kau tau Dimas? Anak yang sering main basket
kalo lagi istirahat,” gadis bernama Dinda itu segera duduk disebelah kursi
milik Aini. Sahabat sekaligus teman sebangkunya. Aini menoleh, menampakkan
ekspresi seperti orang sedang mengingat.
“Ah dia, kakak kelas kita?” jawabnya “Memangnya
kenapa? Tumben sekali menyinggung soal Kak Dimas? Hayooo kau suka dengannya ya??”
goda Aini sambil tersenyum
“Hei siapa juga yang menyukainya? Dia menyukaimu” elak
Dinda yang malah menimpakan godaan itu pada Aini. Aini tertawa renyah sambil
mencubit lengan sahabatnya itu gemas.
“Kau ini. Jangan bercanda,”
“Aku tidak bercanda. Tadi aku melihat Kak Dimas sama
Kak Faris mengobrol tentangmu diperpus,"
“Kau menguping? Woww sejak kapan seorang Dinda
senang menguping pembicaraan orang? Kau memang kurker. Sudah ah, aku mau pinjem buku matematika diperpus.” Aini
beranjak dari kursinya.
“Hey mau kemana Ai. Aku belum selesai.” Dinda
mengikuti Aini dari belakang. Berlari untuk mensejajarkan langkahnya dengan
langkah sahabatnya itu. Ia lantas merangkul pundak Aini.
“Aku tau kau menghindar. Ciee Aini ... aku tidak
menyangka orang sekece dan setampan Kak Dimas bisa menyukaimu,” ujar Dinda
senang yang malah membuat langkah kaki Aini terhenti.
“Jangan mengobral rumor yang belum pasti. Lagipula
aku juga tidak tertarik dengan itu.”
“Serius? Yakin? Kenapa aku malah melihat kupu-kupu
berterbangan dihatimu ya?” seketika Aini mendaratkan pukulannya pada lengan
Dinda kesal. Sedangkan sang empu malah tertawa menanggapinya.
“Memangnya kau punya mata dihati? Dasar.” Aini
berjalan cepat meninggalkan Dinda. Ia kesal, padahal setiap hari kelakuan Dinda
selalu seperti itu.
“Tunggu Ai. Walau tiap hari aku sering menggodamu
dan menjahilimu atau bersikap aneh dan menyebalkan, tapi untuk kali ini aku
serius. Ayolah Aini Az Zahra, dengarkan aku sebentar saja,” pinta Dinda yang
sedari tadi masih menguntit Aini.
“Oke oke aku percaya Dinda Rahma Zulfa.. Aku percaya
jadi jangan bicara lagi. Sebentar lagi bel akan masuk,” balas Aini yang hanya
mendapat poutan bibir sebal dari Dinda.
Mereka memang selalu seperti itu. Dinda yang sering
bercanda, dia yang suka mengatakan sesuatu yang terkadang membuat ‘baper’ tapi
ternyata itu bohong, Dinda yang kocak dan terkadang sangat menyebalkan. Dia
bisa membuat seseorang melayang hingga kelangit tujuh lalu seketika dihempaskan
begitu saja.Tapi ia merupakan sahabat terbaik. Dia apa adanya dan sosok yang
sangat pemberani sekaligus ambisius. Sangat menghargai apa itu sahabat.
Sedangkan Aini, gadis berjilbab yang dikenal pintar. Ia selalu ranking satu
dikelasnya. Gadis yang ramah, bijaksana, dan ia sangat menyukai senja. Katanya
senja itu indah. Ia pernah membaca filosofi tentang senja. Dimana senja
merupakan waktu teduh, waktu peristirahatan, dan waktu penantian yang berujung.
“Ai, kau mau tau tidak?” Dinda menawarkan sebuah
pertanyaan untuk Aini.
“Tidak jika kau mau membahas tentang Kak Dimas.
Sudah jangan bicara terus, bawa semua buku-buku ini. Hati-hati jangan sampai
jatuh.” Aini menaruh jatah buku paket yang dibawanya diatas tangan Dinda yang
pada waktu itu juga masih membawa setumpuk buku matematika yang lumayan banyak.
Aini tertawa girang ketika melihat tubuh Dinda tidak dapat berjalan imbang
karena beban ini. Bahkan wajahnyapun tidak terlihat akibat tertutup tumpukan
buku yang dibawanya.
“Kau tega sekali Ai. Menyebalkan,” kesalnya
“Tidak-tidak. Aku tidak setega itu DinDong. Sini tak
bawakan,” ujarnya dengan senyum yang dibuat sok manis. Aini lantas mengambil
kembali jatah bukunya tadi.
“Jangan memanggilku DinDong. Jelek sekali.” Dinda
merasa tidak terima dengan panggilan itu.
“Kenapa? Itu panggilan sayangku padamu lho,” balas
Aini terkikik
“Aini” Kedua gadis itu lantas menoleh ketika ada
seseorang yang memanggil dari arah belakang, dan DEG! ...
Selanjutnya : Senja dalam Setia Bagian 2
Bagikan
Senja dalam Setia (Bagian 1)
4/
5
Oleh
Nina Fitriani
Kritik dan Saran anda sangat dibutuhkan demi kemajuan blog kami..